ADHIKARYA PARLEMEN
BANDUNG, elJabar.com – Peringatan Hari Air Dunia ke-32 pada Maret lalu, sebaiknya bukan hanya sebatas seremonial belaka. Tapi harus menghasilkan aksi nyata dalam upaya memelihara dan menjaga keberlangsungan atas ketersediaan air.
Hari Air Dunia merupakan sebuah momentum penting bagi kita semua dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya air dalam kehidupan sehari-hari. Air bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan fisik. Namun air merupakan tulang punggung ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Anggota Komisi 4 DPRD Jawa Barat, Prasetyawati, juga mengingatkan mengenai dampak krisis iklim yang semakin buruk dan harus dihadapi oleh masyarakat Jawa Barat.
Dampak dari krisis iklim ini telah mulai dirasakan melalui perubahan cuaca yang tidak terduga, hingga penyimpangan curah hujan yang tidak merata. Hal ini menyebabkan adanya periode kekeringan yang panjang dan intensitas suhu yang ekstrem, serta bencana alam hidrometeorologi seperti banjir.
“Kondisi ini harus mendorong pemikiran kita akan pentingnya infrastruktur sumber daya air sebagai sarana kehidupan dasar,” ujar Prasetyawati, kepada elJabar.com.
Prasetyawati menyambut baik aksi Pemprov Jabar yang telah melakukan program strategis melalui penguatan program pembangunan infrastruktur air.
Program tersebut fokus pada peningkatan akses air bersih dan sanitasi, normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan rehabilitasi waduk, serta pengembangan system irigasi yang efisien.
“Kita menyambut baik penguatan program pembangunan infrastruktur air yang dilakukan Pemprov Jabar. Ini untuk kebutuhan hidup kita, maka kita wajib mendukung program ini,” tandasnya.
Pemprov Jabar juga telah menggalakan program Hansip Cai (Tahan dan Simpan Cadangan Air), dengan membangun sumur-sumur resapan.
Program ini merupakan upaya dalam melakukan konservasi air melalui peningkatan area resapan air pada kawasan tutupan lahan yang tinggi di Jawa Barat. Dengan ini air akan lebih banyak teresap ke dalam tanah dan mengurangi risiko terjadinya banjir akibat air limpasan.
Program ini dilaksanakan dengan sistem kolaborasi pentahelix, yang melibatkan pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha dan media dalam mendukung program tersebut.
“Semua harus ikut terlibat. Kita mendorong komitmen dan aksi Pemprov Jabar untuk terus berperan aktif dalam menjaga keberlangsungan sumberdaya air dan mengatasi krisis iklim,” pungkasnya. (muis)