Adikarya ParlemenParlemen

Sektor Perkebunan Jawa Barat, Potensial Dukung Ketahanan Pangan

ADHIKARYA PARLEMEN

BANDUNG, elJabar.com – Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan sektor perkebunan sebagai pilar utama perekonomian daerah. Dengan luas lahan sekitar 498 ribu hektar dan lebih dari 30 jenis komoditas yang dikembangkan, sektor perkebunan di Jabar memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan, meningkatkan pendapatan petani, serta berkontribusi pada perekonomian nasional

Komoditas perkebunan unggulan di wilayah ini meliputi teh, kopi, kelapa, karet, kakao, cengkeh, tebu, dan tembakau. Selain itu, terdapat juga komoditas prospektif seperti kelapa sawit, kemiri sunan, lada, dan nilam yang memiliki potensi pasar yang menjanjikan.

Wakil Ketua Komisi 2 DPRD Jawa Barat, Lina Ruslinawati, menekankan pentingnya penguatan sektor perkebunan melalui pendekatan berbasis teknologi dan keberlanjutan.

Selain itu, pelatihan teknis bagi petani dalam mengatasi masalah hama dan penyakit tanaman, khususnya melalui penggunaan agen hayati, merupakan langkah inovatif untuk mendukung kemandirian petani dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.

“Pelatihan teknis sangat dibutuhkan bagi petani. Ini dalam upaya mendukung kemandirian petani dan mengurangi ketergantungan pestisida kimia,” ujar Lina Ruslinawati, kepada elJabar.com.

Saat ini Dinas Perkebunan Jawa Barat fokus pada peningkatan produksi komoditas tebu dan kelapa. Kedua komoditas ini menjadi perhatian serius karena kebutuhan pasokan yang meningkat tajam, baik untuk konsumsi domestik maupun industri. Produksi tebu tersebar di wilayah Ciayumajakuning, Subang, dan Sumedang, sementara kelapa banyak ditanam di kawasan selatan Jabar seperti Pangandaran dan Ciamis.

Hilirisasi produk perkebunan juga menjadi prioritas, dengan fokus pada pengembangan produk turunan seperti minyak kelapa sehat, santan kemasan, dan karbon aktif.

“Permintaan pasar internasional terhadap produk organik terus meningkat, memberikan peluang besar bagi produk perkebunan Jabar untuk bersaing di pasar global,” ungkapnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Perkebunan harus terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi sektor perkebunan. Program-program seperti regenerasi petani, pembangunan kebun sumber benih, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) menjadi bagian dari strategi untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor ini.

Selain itu, upaya untuk memperoleh sertifikasi Indikasi Geografis (IG) bagi produk unggulan seperti Kopi Parahyangan juga tengah dilakukan.

“Sertifikasi IG dapat meningkatkan nilai jual produk dan membuka akses pasar yang lebih luas, baik domestik maupun internasional,” ujarnya.

Dengan dukungan kebijakan yang tepat, penerapan teknologi modern, dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, sektor perkebunan di Jawa Barat memiliki prospek cerah di masa depan.

Pengembangan agrowisata, hilirisasi produk, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi kunci untuk mewujudkan sektor perkebunan yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.

“Dengan sinergi dan komitmen bersama, kita dapat menjadikan sektor perkebunan sebagai motor penggerak ekonomi daerah yang berkelanjutan,” pungkasnya. (muis)

Show More
Back to top button