Adikarya ParlemenParlemen

Prasetyawati, Apresiasi Langkah Nyata Pembangunan Jalan Provinsi

ADHIKARYA PARLEMEN

BANDUNG, elJabar.com – Pembangunan infrastruktur jalan provinsi di Jawa Barat kembali menjadi fokus utama pemerintah daerah. Gubernur Jawa Barat menunjukan komitmennya dalam upaya menyelesaikan pembangunan dan peningkatan kualitas jalan provinsi secara tuntas, tidak parsial, demi mendukung kelancaran konektivitas, distribusi ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.

Anggota Komisi 4 DPRD Jawa Barat, Ir. Prasetyawati, mengapresiasi keseriusan gubernur dalam memberikan perhatian besar terhadap sektor kebinamargaan. Menurutnya, jalan provinsi merupakan urat nadi pergerakan ekonomi yang harus mendapat prioritas.

“Kami melihat keseriusan gubernur tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi telah ditunjukkan melalui berbagai program nyata, baik berupa peningkatan kualitas jalan, pembangunan jalur strategis baru, maupun percepatan penanganan jalan rusak. Langkah ini penting untuk menjawab aspirasi masyarakat Jawa Barat yang sangat membutuhkan infrastruktur layak,” ujar Prasetyawati, kepada elJabar.com.

Prasetyawati menuturkan, kondisi jalan di Jawa Barat tidak hanya berdampak pada kenyamanan mobilitas masyarakat, tetapi juga berhubungan langsung dengan biaya logistik dan daya saing ekonomi. Dengan luas wilayah mencapai lebih dari 35 ribu kilometer persegi dan penduduk lebih dari 50 juta jiwa, Jawa Barat membutuhkan infrastruktur jalan yang terintegrasi.

“Kita tahu bahwa Jawa Barat adalah provinsi dengan populasi terbesar di Indonesia, pusat industri, dan lumbung pangan. Semua aktivitas ekonomi itu sangat bergantung pada kelancaran transportasi darat. Karena itu, pembangunan jalan provinsi yang tuntas menjadi keharusan,” jelasnya.

Berdasarkan data yang ada, terdapat lebih dari 2.300 kilometer jalan provinsi yang harus terus dirawat dan ditingkatkan kualitasnya. Sejumlah ruas jalan masih mengalami kerusakan, terutama akibat tingginya intensitas kendaraan berat serta kondisi cuaca ekstrem.

Prasetyawati menegaskan, gubernur telah menunjukkan keseriusan melalui alokasi anggaran yang signifikan untuk sektor infrastruktur jalan. Pada pergeseran anggaran 2025, porsi belanja infrastruktur ditingkatkan secara progresif untuk memastikan pembangunan tidak terhenti di tengah jalan.

“Yang patut diapresiasi, gubernur tidak setengah-setengah. Jalan provinsi ditangani secara tuntas, artinya jika ada satu ruas yang rusak, penanganannya tidak hanya tambal sulam, tetapi dilakukan secara menyeluruh agar kualitasnya bisa bertahan lebih lama,” tegasnya.

Selain itu, gubernur juga meminta pengawasan ketat terhadap proses pembangunan. Baik dari aspek kualitas material, metode pengerjaan, hingga transparansi penggunaan anggaran. Langkah ini menurut Prasetyawati sangat penting agar pembangunan benar-benar memberi manfaat, bukan sekadar proyek yang cepat rusak.

Sejumlah program prioritas pembangunan jalan juga diarahkan ke kawasan strategis ekonomi dan daerah tertinggal. Misalnya, peningkatan akses jalan menuju kawasan industri di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, serta penguatan jalur penghubung antardaerah di wilayah Priangan Timur dan Pantura.

“Kita mendorong agar pembangunan jalan tidak hanya fokus di kawasan perkotaan, tetapi juga di wilayah perdesaan dan pelosok. Ada daerah-daerah yang selama ini kurang mendapat perhatian, padahal akses jalan sangat menentukan harga jual hasil pertanian dan komoditas lokal,” kata Prasetyawati.

Ia mencontohkan, perbaikan jalan provinsi di wilayah Garut Selatan, Cianjur dan Sukabumi bagian selatan yang selama ini terkendala rusak parah. Dengan perbaikan yang tuntas, distribusi hasil bumi dan potensi wisata setempat akan lebih berkembang.

Komisi 4 DPRD Jawa Barat memastikan akan terus mengawal program pembangunan jalan agar berjalan sesuai target. Sinergi antara legislatif dan eksekutif menjadi kunci agar pembangunan berjalan tepat sasaran.

“Kami di DPRD berkomitmen mendukung penuh program gubernur sepanjang itu berpihak kepada kepentingan rakyat. Anggaran yang kami setujui harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mempercepat pembangunan jalan, bukan untuk hal-hal yang tidak produktif,” ungkap Prasetyawati.

Menurutnya, DPRD juga aktif melakukan monitoring lapangan. Hasil temuan di lapangan menjadi masukan penting untuk penyempurnaan program pembangunan berikutnya.

Masyarakat Jawa Barat sendiri, lanjut Prasetyawati, menaruh harapan besar pada pembangunan jalan provinsi. Berbagai aspirasi yang masuk ke DPRD hampir selalu menyinggung kondisi infrastruktur jalan. Jalan rusak tidak hanya menghambat aktivitas ekonomi, tetapi juga sering menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

“Karena itu, masyarakat berharap pembangunan tidak hanya cepat, tetapi juga berkualitas. Dengan adanya keseriusan gubernur, harapan ini pelan-pelan mulai terjawab. Tugas kita bersama adalah memastikan program ini berkelanjutan,” ujarnya.

Keseriusan Gubernur Jawa Barat dalam pembangunan infrastruktur jalan provinsi menjadi angin segar bagi masyarakat. Dengan dukungan penuh DPRD, khususnya Komisi 4, program ini diharapkan tidak hanya menyelesaikan masalah jalan rusak, tetapi juga meningkatkan daya saing ekonomi Jawa Barat.

Bagi masyarakat, jalan yang mulus dan terhubung dengan baik bukan sekadar infrastruktur fisik, melainkan simbol hadirnya negara dalam mempermudah kehidupan sehari-hari.

“Jika program pembangunan jalan dijalankan secara tuntas, Jawa Barat berpeluang besar menjadi provinsi dengan infrastruktur darat terbaik di Indonesia,” pungkasnya. (muis)

Show More
Back to top button