Capai Omzet Rp92 Miliar, Bandung Great Sale 2025 Jadi Penggerak Ekonomi Kota

BANDUNG, eljabar.com — Kota Bandung kembali membuktikan diri sebagai destinasi wisata belanja unggulan di Indonesia melalui penyelenggaraan Bandung Great Sale (BGS) tahun 2025. Selama 11 hari pelaksanaan, sejak 28 Agustus hingga 7 September 2025, kegiatan ini berhasil mencatat perputaran ekonomi mencapai Rp92 miliar.
Angka tersebut menunjukkan tren positif, terutama jika dibandingkan dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya yang hanya berlangsung tiga hari dengan perputaran Rp70 miliar.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin mengungkapkan, keberhasilan ini tidak hanya ditunjukkan oleh angka perputaran ekonomi, tetapi juga oleh tingginya antusiasme masyarakat dan wisatawan yang hadir.
“Alhamdulillah, Bandung Great Sale 2025 bisa berjalan lancar meskipun sempat diwarnai dinamika aksi pada hari pembukaan. Tapi antusiasme masyarakat sangat luar biasa, tercatat sekitar dua juta pengunjung hadir selama event ini berlangsung,” ujarnya di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis (18/09/2025).
BGS 2025 menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang menjadikan Bandung sebagai destinasi belanja utama.
Tak hanya diskon besar-besaran di pusat perbelanjaan, kegiatan ini juga menghadirkan berbagai program menarik di sektor transportasi, kesehatan, perhotelan, hingga kuliner.
Data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bandung mencatat, selama BGS 2025, okupansi hotel meningkat signifikan dengan total 182.731 pengunjung.
Angka ini memperkuat posisi BGS sebagai salah satu pemicu peningkatan kunjungan wisata ke Bandung.
“Event ini bukan sekadar pameran diskon. Bandung Great Sale kami desain sebagai festival belanja yang menghadirkan pengalaman menyeluruh bagi masyarakat dan wisatawan. Mereka tidak hanya datang untuk belanja, tetapi juga menikmati fasilitas transportasi, hiburan, hingga kuliner khas Bandung,” tambah Ronny.
Salah satu faktor pendorong meningkatnya capaian BGS 2025 adalah perpanjangan waktu pelaksanaan. Jika sebelumnya hanya berlangsung tiga hari, tahun ini diperluas menjadi 11 hari dengan melibatkan dua akhir pekan, termasuk momentum long weekend.
“Biasanya di bulan September daya beli masyarakat cenderung menurun. Karena itu, kami memanfaatkan momen ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan promosi belanja yang lebih panjang. Hasilnya sangat terlihat dengan capaian Rp92 miliar,” jelas Ronny.
Menurutnya, perpanjangan waktu juga memberi kesempatan lebih luas bagi masyarakat untuk berpartisipasi, baik warga Bandung maupun wisatawan dari luar kota.
Dengan begitu, penyelenggaraan BGS tidak hanya berdampak pada pusat perbelanjaan besar, tetapi juga menghidupkan ekonomi di sektor pendukung, seperti hotel, restoran, transportasi, hingga UMKM lokal.
Selain peningkatan transaksi ekonomi, BGS 2025 juga dinilai memberikan dampak sosial yang positif. Ribuan pekerja sektor retail, perhotelan, hingga transportasi ikut merasakan manfaat langsung dari meningkatnya aktivitas belanja dan wisata selama event berlangsung.
Menurut Ronny, BGS 2025 menjadi contoh nyata sebuah event dapat dirancang untuk menjangkau lebih banyak sektor sekaligus memperkuat ekosistem pariwisata belanja di Bandung.
“Kita ingin Bandung Great Sale menjadi ruang kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk bersama-sama menggerakkan roda ekonomi kota,” katanya.
Keberhasilan Bandung Great Sale 2025 mendorong Pemerintah Kota Bandung untuk terus menjadikannya sebagai agenda tahunan yang semakin inovatif.
Disdagin berencana memperluas partisipasi sektor usaha lain dan menambahkan ragam atraksi yang lebih kreatif pada penyelenggaraan berikutnya.
“Kami berharap BGS bisa semakin memperkuat citra Kota Bandung sebagai destinasi wisata belanja dan kreatif. Apalagi dengan capaian tahun ini, kami optimis event berikutnya bisa mencatatkan angka yang lebih tinggi dan membawa manfaat lebih luas bagi masyarakat,” pungkas Ronny. *red