SUMEDANG, eljabar.com — Sejumlah pelajar dan mahasiswa asal Papua yang berada di beberapa daerah di Jawa Berat, menyatakan mereka aman dan nyaman selama tinggal dan belajar di Jawa Barat. Mereka menegaskan cinta Indonesia, Papua, dan daerah tempat mereka belajar.
Seperti yang diungkapkan para pelajar asal Papua yang tengah belajar di SMK Bakti Parigi Pangandaran. “Kami semua berasal dari Papua. Kami tinggal di Pangandaran. Kami sekolah di SMK Bakti Parigi. Kami di asrama aman. Di Pangandaran aman. Kami cinta Indonesia. Kami cinta Papua. Kami cinta Pangandaran. NKRI harga mati,” ujar salah seorang pelajar asal Papua di Pangandaran.
Jumat Mauzar, pemuda asal Papua yang saat ini menimba ilmu agama di Pondok Pesantren Al Islah Tajug, Desa Sudimampir, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu mengatakan, selama belajar dan tinggal di Indramayu, merasa senang, aman, dan nyaman.
“Pergaulan di sini sangat baik, tidak membeda-bedakan satu sama lain. Tidak ada diskriminasi. Antarsuku, baik Papua, Jawa, Sunda, dan lain-lain, hidup rukun. Saya pribadi mengajak saudara-saudara yang ada di Papua, jaga selalu persatuan dan kesatuan. Negara kita hanya satu, Indonesia. Ingat, NKRI harga mati,” kata Jumat.
Senada diungkapkan Samsudin Tabuni, pria asal Papua yang telah lama menetap di Kabupaten Sumedang sejak 1989. Di Kota Tahu, Samsudin merasa sangat nyaman, aman, dan damai. Masyarakat Sumedang sangat baik dan tidak diskriminatif. Samsudin merasa mendapatkan saudara di kabupaten ini.
“Saya datang ke sini karena Allah. Di Sumedang ini saya banyak saudara. Maka saya harus bersyukur. Di Sumedang saya bahagia. Orang Sumedang baik-baik. NKRI harga mati,” tutur Samsudin.
Berkaitan dengan itu, Polres Sumedang juga mengintruksikan jajaran Polsek Jatinangor untuk melaksanakan monitoring dan memberikan jaminan rasa aman terhadap mahasiswa Ikopin asal Papua dan Papua Barat.
Pada Selasa 4 September 2019, di Asrama Program kerja sama PIBI (Pusat Inkubator Bisnis Ikopin), kampus Ikopin Jatinangor Sumedang melaksanakan penggalangan dan monitoring situasi terhadap mahasiswa asal Papua dan Papua Barat.
Kegiatan penggalangan dan monitoring dilaksanakan oleh Panit 1 Intelkam Polsek Jatinangor, Ipda Ucu Abdurahman dan Panit 1 Reskrim Polsek Jatinangor. Sedangkan perwakilan mahasiswa asal Papua Barat ialah Engel Bertus mahasiswa semester 7 asal Kabupaten Bintuni Papua Barat, Ferdi yang sudah lulus pada tahun 2018 warga Kab. Bintuni, Gebi mahasiswi semester 5 asal Bintuni Papua Barat, Angelia mahasiswai semester 5 asal Bintuni Papua Barat dan Fatimah mahasiswi semester 5 asal Fakfak, Papua Barat.
Ipda Ucu pada kesempatan tersebut menghimbau perwakilan Papua ini agar jangan mudah percaya dengan Isu isu atau berita bohong (hoax).
“Jangan mudah diprovokasi dari siapapun dan bijak dalam dalam menggunakan media sosial. Adik-adik di sini untuk belajar, putra putri harapan Bangsa Indonesia. Jangan sia-siakan waktu, karena kebanyakan mahasiswa/wi beasiswa,” ungkap Ucu.
Ia juga meminta agar siapapun tak segan untuk melaporkan dan berkoordinasi setiap kegiatan dengan pihak Polsek Jatinangor, senantiasa menjunjung adat istiadat yang ada di Jatinangor umumnya Jawa Barat, yang pasti berbeda dengan papua.
“Diharapkan ada kebersamaan untuk melaksanakan kegiatan olahraga bersama pertandingan persahabatan Futsal antara Mahasiswa Ikopin asal Papua dengan Anggota Polsek Jatinangor Polres Sumedang,” pungkasnya. (Abas)