Nasional

Sejak Awal Januari Lobang Jalan Ruas Wonorejo Jember Sampai Batas Banyuwangi Ditangani

Jember, eljabar.com – Tendensi kerusakan jalan yang meningkat saat musim hujan menjadi perhatian serius PPK 1.6 ruas Wonorejo-Jember-Batas Kabupaten Banyuwangi. Ruas yang termasuk dalam jalur lintas selatan Jawa itu masih menjadi pilihan utama transportasi, khususnya angkutan barang.

Untuk menjaga kualitas kemantapan jalan di bagian timur Jatim tersebut PPK 1.6 telah melaksanakan perbaikan di sejumlah spot-spot lokasi yang urgent di sepanjang ruas Wonorejo, Jember hingga batas Kabupaten Banyuwangi.
Sejumlah lobang dan permukaan jalan yang bergelombang di lapisan perkerasan jalan telah dilakukan perbaikan sejak awal Januari dan ditargetkan semua lobang jalan yang sudah diidentifikasi oleh tim sapu lobang (salob) PPK 1.6, sudah tertutup.

Hal itu dikemukakan oleh PPK 1.6 Jawa Timur, I Made Mardita, ST melalui pesan singkat whatsapp, Senin (25/01/2021). Menurut Mardita, pihaknya telah menurunkan sejumlah tim salob untuk memperbaiki kondisi jalan di ruas Wonorejo-Jember-Bts Banyuwangi sebagai implementasi dari pelaksanaan program kegiatan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali pada Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Jawa Timur dalam menjaga kemantapan jalan nasional di Jatim.

“Kami targetkan pada akhir Januari nanti semua lobang dan permukaan jalan yang bergelombang di titik-titik lokasi yang urgent sudah tertutup semua. Kami nonstop mengerjakannya,” ujar Mardita.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elistianto Dardak, melakuka inspeksi ke beberapa ruas jalan nasional di Jatim. Menurut Emil, BBPJN Jatim-Bali telah menyiapkan penanganan yang bersifat masif melalui kegiatan rekonstruksi maupun rekondisi. Namun demikian, kebijakan refocusing anggaran akibat pandemic covid-19 tahun anggaran 2020 maka penanganan masif tersebut tidak dapat dilaksanakan tahun lalu. Diharapkan kegiatan tersebut terealisasi pada tahun anggaran 2021 saat ini.

Terpisah, peneliti dari non government organisation Investment and Asset Studies, Lukas Jebaru, menilai penurunan kualitas jalan nasional tidak hanya disebabkan oleh curah hujan atau genangan air di jalan. Lapisan perkerasan jalan juga bisa rusak oleh faktor lain. Yang cukup menonjol adalah kelebihan beban yang disebabkan oleh over dimension and over load (ODOL) kendaraan yang melintas di jalan.

“Desain konstruksi jalan yang dibuat sudah memperhitungkan jumlah kendaraan yang melintas, sumbu kendaraan dan jenisnya.

Sehingga pada saat dibangun maka jalan didesain sesuai dengan perhitungan-perhitungan tadi. Faktanya, di lapangan masih saja ditemukan kendaraaan besar yang melebihi batas maksimal muatan dan ukuran yang sebenarnya. Beban-beban inilah yang memengaruhi kondisi jalan sehingga terjadi penurunan dan deformasi konstruksi,” katanya, Selasa (26/01/2021).

Dijelaskan Lukas, untuk menjaga performa kemantapan jalan tersebut membutuhkan dukungan dari stake holder transportasi terkait. Pihaknya menghimbau agar faktor-faktor yang dapat menyebabkan kualitas kemantapan jalan terdegradasi untuk ditindak tegas.

“Agar tidak sia-sia biaya yang sangat mahal untuk merawat jalan. Ini juga untuk kepentingan keselamatan transportasi masyarakat,” tukas Lukas. (*wn/andi setiawan)

Show More
Back to top button