Regional

Kepala BBWS Pemali Juana dan Tim Satgas PPPB Tinjau Pembangunan Bendungan Jragung

UNGARAN, eljabar.com — Pembangunan Bendungan Jragung yang berada di dusun terpencil Kedung Glatik, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang,dipantau langsung oleh Ketua Tim Satgas Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Bendungan (PPPB) Kementerian PUPR Lucky Korah bersama Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi.

Kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut didampingi oleh Kepala SNVT Pembangunan Bendungan BBWS Pemali Juana IGN Carya Andi Baskara, PPK Bendungan II Rino Ari Wibowo.

Selain itu penyedia jasa Paket 1, yaitu PT. Waskita Karya, Paket 2 PT. Wijaya Karya – PT. Basuki Rrahmanta Putra (KSO) dan Paket 3 dari PT. Brantas Abipraya – PT. Pelita Nusa Perkasa (KSO), turut pula mendampingi.

Hingga Agustus 2021, progres pekerjaan tiga paket proyek senilai Rp 2 triliun tersebut telah mencapai 0,67 persen.

Bendungan Jragung yang memiliki ketinggian 65 meter dengan lebar puncak 11 meter tersebut dapat menampung 103 juta meter kubik air dalam kondisi normal dan 135,43 juta meter kubik saat banjir.

Diharapkan, bendungan ini akan memenuhi kebutuhan air baku masyarakat Semarang, Demak dan Grobokan dengan kapasitas 1.000 liter per detik.

Bahkan, bendungan tersebut juga didesain untuk memenuhi kebutuhan irigasi lahan pertanian seluas 4.528 hektare, pengendali banjir di hilir Sungai Jragung serta berpotensi sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) berkapasitas 1,4 megaWatt.

Kepala BBWS Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi mengatakan bahwa Bendungan Jragung merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional Bidang Sumber Daya Air yang termasuk target penyelesaian 65 Bendungan di Indonesia.

“Perlu dukungan dan kerja sama semua pihak untuk mewujudkannya, karena pembangunan bendungan sebagai salah satu upaya mewujudkan ketahanan pangan dan air nasional,” ujar Muhammad Adek Rizaldi.

Relokasi Warga Terdampak

Sementara itu, tiga desa di Kecamatan Pringapus akan terdampak pembangunan bendungan dengan luas genangan 500 hektare tersebut terdiri dari Desa Candirejo, Penawangan dan Jatirunggo.

Pembangunan bendungan terbesar setelah Waduk Kedung Ombo ini membutuhkan lahan seluas 624,1 hektare. Hal ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/46 tahun 2020 tentang Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Bendungan Jragung.

Terpisah, berdasarkan keterangan yang dihimpun menyebutkan bahwa hingga saat ini warga di Dusun Kedung Glatik, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, masih menunggu kepastian relokasi.

Di dusun Kedung Gelatik yang terdampak pembangunan Bendungan Jragung terdapat 90 rumah dan 120 kepala keluarga.

Berbeda dengan wilayah Dusun Borangan dan Sapen. Warga pemilik lahan di dua wilayah tersebut mengaku puas atas ganti untung lahan mereka.

Kepala BBWS Pemali Juana, Muhammad Adek Rizaldi mengatakan bahwa relokasi warga Dusun Kedungglatik sedang diproses.

“Relokasi untuk warga Kedungglatik dilakukan secara bertahap, seperti Dusun Borangan dan Sapen,” tegas Muhammad Adek Rizaldi. (*wan/nam/red/bbwspena)

Show More
Back to top button