Adikarya ParlemenParlemen

Antisipasi Musim Kemarau, Pemerintah Harus Siapkan Langkah Strategis

ADHIKARYA PARLEMEN

SUKABUMI, elJabar.com – Akibat musim kemarau yang disebabkan iklim El Nino, sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi yang terdampak kekeringan semakin meluas. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, kini wilayah terdampak sebanyak lima kecamatan.

Lima daerah itu yakni Kecamatan Gegerbitung, Cicantayan, Cisaat, Cikembar, dan Gunungguruh. Dari lima kecamatan tersebut ada sebanyak enam desa yang terdampak, dengan jumlah keseluruhan warga terdampak sebanyak 2.536 KK. AKibatnya mereka yang berada di lima kecamatan tersebut, kesulitan mendapat pasokan air bersih.

Anggota Fraksi Gerindra DPRD Jawa Barat dari dapil Sukabumi, H. A. Sopyan, merasa prihatin dan sekaligus menyambut positif atas kesigapan BPBD Kab. Sukabumi dalam mengantisipasi dampak kekeringan yang melanda sejumlah kecamatan di Sukabumi.

Dimana BPBD telah menyalurkan bantuan air bersih ke warga terdampak kekeringan, dengan total air bersih yang sudah disalurkan sebanyak 76 ribu liter. Penyaluran tersebut berkolaborasi dengan PMI Kabupaten Sukabumi. Bahkan pihak Polres Sukabumi juga ikut turun tangan.

“Atas kekeringan ini saya merasa prihatin. Dan sekaligus saya ucapkan terimakasih atas kesigapan BPBD dan sejumlah pihak dalam mengantisipasi dampak kekeringan, dengan menyalurkan kebutuhan air bersih bagi masyarakat,” ujar H. A. Sopyan, kepada elJabar.com, Rabu (16/8/2023).

Bukan hanya di wilayah Kab. Sukabumi, tapi kekeringan akibat iklim El Nino ini, juga dirasakan oleh masyarakat di Kota Sukabumi.

Warga mulai kesulitan air bersih hingga sumur dan irigasi mengalami kekeringan.  Bencana kekeringan di wilayah Sukabumi telah terjadi selama lebih dua minggu ke belakang. Sehingga krisis air bersih melanda dua kecamatan di Kota Sukabumi, yaitu di Lembursitu dan Cikole.

Kondisi kekeringan yang dialami warga beragam. Mulai dari sumur kering hingga air PDAM yang tak sampai ke rumah-rumah warga.

Selain pemukiman yang mengalami krisis air bersih, menurut H. A. Sopyan, lahan pertanian pun turut terdampak kekeringan. Seperti area pesawahan di Sindangpalay, Cibeureum berpotensi gagal panen.

“Saya mendapat laporan dari warga, di wilayah Sindangpalay saluran air irigasinya kering. Sehingga ke pesawahannya kering, kemungkinan ini berpotensi gagal panen. Semoga saja tidak,” ujarnya.

Untuk mengatasi kekeringan di bidang pertanian, H. A. Sopyan menghimbau agar sejumlah pihak terkait segera melakukan koordinasi. Termasuk Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota dan Kabupaten Sukabumi agar segera menindaklanjuti kondisi ini.

“Ini harus segera ditindaklanjuti, untuk mengantisipasi kekeringan yang berlanjut selama Agustus. Semoga saja bulan September hujan sudah mulai turun,” harapnya.

Dalam upaya mengantispasi dampak kekeringan seperti saat ini, Sopyan berharap Pemerintah Kabupaten dan Kota Sukabumi sudah mempersiapkan langkah-langkah strategis. Baik untuk memenuhi kebutuhan pasokan air bersih maupun untuk kebutuhan pertanian.

Sehingga irigasi yang mengalami kekeringan seperti saat ini, untuk kedepannya bisa berfungsi dan bisa mengalirkan air ke kawasan pertanian warga.

“Semoga pemerintah setempat sudah mempersiapkan langkah strategis, dalam upaya mengantisipasi kekeringan yang melanda wilayahnya. Sehingga tidak ada lagi dampak kekeringan yang melanda kebutuhan pokok masyarakat,” pungkasnya. (muis)

Show More
Back to top button