PAMEKASAN, eljabar.com — Populasi burung kakaktua jambul kuning kecil abboti semakin meningkat di Desa Masakambing, Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep. Tempat yang berada di wilayah kepulauan Kabupaten Sumenep ini telah menjadi rujukan pengelolaan desa wisata.
Hamparan ribuan hektar pohon mangrove dan pohon kelapa di pulau tersebut menjadi tempat persinggahan bagi beberapa jenis burung pantai. Burung kakatua jambul kuning kecil banyak berkembang biak di tempat eksotis tersebut. Bahkan, masyarakat desa setempat juga turut menjaga kelestarian lingkungan agar burung langka ini tetap berada di sana.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan kelompok peduli lingkungan dibentuk oleh pemerintah desa setempat guna melestarikan habitat burung langka ini.
Penjabat Kepala Desa Masakambing Ainul Yakin memaparkan bahwa sejumlah penghargaan bergengsi dan bantuan pendukung lainnya telah diterima. Salah satunya penghargaan yang diterima dalam Festival Dewi Cemara 2023 di Kabupaten Sumenep beberapa waktu lalu.
“Potensi desa yang terkenal adalah burung kakaktua, jenis burung ini hanya ada di Desa Masakambing sehingga menjadi salah satu daya tarik,” ujar Ainul.
Sementara Pengendali Ekosistem Hutan Muda Seksi Konservasi Wilayah IV (SKW IV) Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Dhany Triadi mengatakan bahwa pada tahun ini populasi satwa kakatua jambul kuning kecil abbotti tercatat ada 16 ekor yang diperkirakan terdiri dari 8 ekor betina dan 8 ekor jantan.
“Tapi untuk menentukan secara pasti jantan dan betinanya kami masih belum bisa karena membutuhkan peralatan khusus untuk mengetahuinya,” terang Dhany di ruang kerjanya pada Kamis 9 November 2023.
“Cuma yang pasti ada 16 ekor dan kalau ada burung kakatua dengan jenis sama yang baru singgah di pulau itu kami kesusahan untuk memvalidasi jantan atau betina, sebab membutuhkan trik khusus untuk itu,” imbuhnya.
Menurut Dhany, instansinya setiap tahun mendata serta merilis kakatua jambul kuning kecil abbotti di pulau tersebut untuk dilestarikan dan dijaga. Di pulau seluas 7,79 kilometer persegi para penduduk desa di pulau itu sudah familiar dengan adanya endemik satwa yang hampir punah tersebut.
“Setiap tahun kami lakukan penambahan jumlah burung kakatua jambul kuning kecil abbotti serta beberapa pohon kelapa dan mangrove agar tetap menjadi tempat bersarang dan persinggahan burung langka ini,” tutupnya. (idrus)