SUMEDANG, eljabar.com — Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir menghadiri Haul (peringatan wafat) yang ke-32 K H Muhammad Syatibi (Mama Syatibi) di Mesjid Agung Sumedang, Minggu (15/09/2019).
Acara haul yang dilaksanakan setiap tahun itu diawali dengan ziarah akbar ke TPU Cigugur tempat Mama Syatibi dimakamkan yang juga dihadiri oleh bupati.
Pembacaan tawasul dan tahlil yang dipimpin oleh salah satu putra Mama Syatibi, K H Ahmad Shobir, menjadi pembuka acara haul. Acara dilanjutkan dengan testimoni dari murid Mama Syatibi yang diwakili oleh K H Idad Istidad, Ketua Tanfidziah PCNU Kabupaten Sumedang dan H. Agus Junaidi Iskandar, salah satu Hakim Pengadilan Negeri Sumedang pada masa Mama Syatibi hidup. Acara ditutup dengan taushiah yang disampaikan oleh K H Amin Muhyidin Maolani, sesepuh Pontren As-Sa’adah Limbangan Garut.
Selain oleh keluarga besar Mama Syatibi, haul dihadiri pula oleh masyarakat Sumedang dan jajaran alim ulama, pimpinan pondok pesantren, pimpinan Ormas Islam, pengurus majelis ta’lim, dan jajaran DKM Mesjid Agung Sumedang.
Sekretaris Daerah Herman Suryatman dan sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Sumedang tampak hadir dalam acara tersebut dan larut bersama jemaah yang hadir.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir yang juga salah satu cucu dari Mama Syatibi sambutannya mengatakan, momentum Haul Mama Syatibi ke-32 tahun ini, diharapkan menjadi wahana untuk mendo’akan Almarhum yang banyak berjasa bagi masyarakat Sumedang. “Semoga Mama Syatibi diterima Iman dan Islamnya serta mendapat rahmat dan maghfirah Allah SWT,” ujarnya yang langsung diamini seluruh jemaah hang hadir.
Makna kedua dari peringatan haul tersebut, lanjut Bupati, adalah agar generasi penerus dapat meneladani akhlaq dan perjuangannya dalam kehidupan sehari-hari.
‘’Kita berharap kita yang hadir di sini, baik itu keluarga besar Almarhum, murid-muridnya, dan seluruh masyarakat bisa melanjutkan perjuangannya dan meneladani keagungan akhlaq beliau yang selalu ikhlas, bekerja keras, dan sangat perhatian terhadap umat,” katanya.
Peringatan haul diharapkan pula menjadi motivasi bagi umat baik dalam mencari ilmu, beribadah, dan berjuang untuk menegakkan kalimah Alloh. “Dari kegiatan haul ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada kita selaku penerus, termasuk anak cucu kita harus punya cita-cita besar sama seperti beliau,’’ ujarnya.
Salah satu murid Mama Syatibi H. Ahmad Junaidi Iskandar dalam testimoninya menyatakan, Almarhum sangat mementingkan sekali salat, terutama kepada murid-muridnya. “Beliau itu sangat khawatir jika anak-anaknya ataupun murid-muridnya menyepelekan salat. Tidak ada artinya ilmu yang tinggi kalau salatnya lalai,” ucapnya.
Menurutnya, Mama sangat mudah diajak konsultasi baik masalah keagamaan maupun pekerjaan. “Solusi atas pertanyaan yang kita sampaikan semuanya aplikatif, mudah dilaksanakan. Bukan sekedar teori,” terangnya.
Mama juga merupakan figur yang mampu menyatukan unsur-unsur bangsa pada zamannya baik itu ulama, umaro dan umat. “Pada zaman beliau, unsur Muspida sudah biasa bersama-sama salat di Mesjid Agung ini dengan seragamnya. Semuanya menyatu dengan umat,” imbuhnya. (Abas)