BANDUNG, eljabar.com — Sejumlah 23 mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Dari Rumah (DR) di wilayah Sektor 21 Satgas Citarum Harum, Rabu (05/08/2020).
Dari jumlah itu dibagi menjadi dua kelompok dengan rincian dari Desa Langonsari 13 orang dan dari Desa Bojongmanggu 10 orang.
Pada saat bertatap muka dengan 23 mahasiswa itu, Dansektor 21 Satgas Citarum Harum, Kol. Inf. Yusep Sudrajat menjelaskan permasalahan yang dihadapi Citarum dan semua yang dilakukan Satgas Sektor 21, seperti menutup saluran IPAL pabrik yang membuang limbah ke sungai, menanam bibit pohon keras, membongkar bangunan-bangunan liar yang didirikan di bantaran sungai.
Di lain pihak, para mahasiswa yang KKN itu juga dalam dialog dengan Dansektor 21 amat mengapresiasi tugas-tugas yang diemban Satgas Citarum Harum Sektor 21.
“Sebelum ada Perpres No.15 tahun 2018, kondisi air sungai Citarum bau, kotor dengan warna air hitam. Namun sekarang ini jauh berubah menjadi jernih dan bebas sampah mau pun limbah,” ucap mereka melalui dua rekannya Bilqishthi Rahmah M, mahasiswa Fak. Psikologi semester 6 dan Muhammad Iqbal mahasisw Fak. Komunikasi Penyiaran Islam semester 6.
Pada kesempatan itu, Iqbal mengemukakan KKN Dari Rumah ini diadakan selama sebulan hingga 31 Agustus 2020.
Kepada Dansektor 21, Iqbal mengemukakan, KKN ini di Citarum Harum ini ingin tahu program apa yang harus dilakukan agar tidak berbenturan dengan program Citarum Harum.
“Semula kita ingin menanam bibit di bantaran sungai namun bapak Kolonel Yusep mengemukakan jangan menanam pohon musiman seperti sawi, singkong karena yang ditanam iti sejenis pojon keras.
“Setelah bicara dengan beliau, kata Iqbal, kami mengurungkan niat. Mungkin akan diganti dengan program lain,” katanya.
Iqbal mengemukakan pula, program Citarum Harum menyoroti limbah pabrik cukup signifikan dan kebetulan di belakang rumah saya berdekatan dengan Citarum, pada tahun 2017 tampak sangat kotor, hitam karena pabrik yang berdiri dekat rumah mengaluarkan limbah kotor langsung ke sungai. Sekarang kondisi air Citarum jernih.
Sedangkan mahasiswi Bilqisthi menyoroti program Citarum Harum mengusahakan Citarum seperti pada era 70an atau 80an sebagaimana diterangkan Dansektor 21.
Dengan demikian akhirnya, kata Bilqisthi, ia sendiri setelah menerima penjelasan Dansektor 21, ia pun tahu tujuan program Citarum Harum. Selain itu, peserta KKN juga ingin menanam bibit dan setelah mendengar penjelasan Dansektor rencana itu akan ditinjau ulang.
“Ya, pokoknya tetap akan melaksanakan yang sudah dirancang atau menggantinya dengan program lain misalnya program memilah-milah sampah. Mana yang bisa direcycle mana yang harus dibuang,” ucap Bilqisthi. (Ken)