Jabar Peringkat II Rawan Konflik, Polda Gelar Pelatihan TFG
BANDUNG, eljabar.com,– Bertempat di Aula Muryono Mapolda Jabar Jalan Soekarno-Hatta 748 Bandung, Kamis (15/2/2018), Kapolda Jabar Irjen Pol Drs. Agung Budi Maryoto, M.Si., secara resmi membuka Pelatihan Tactical Floor Games (TFG). Pelatihan dilaksanakan dalam rangka Operasi Mantap Praja Lodaya 2018.
Pelatihan tersebut ditinjau langsung Asops Kapolri Irjen Pol Dr. Mochamad Iriawan, SH.,MM.,M.Hum., beserta tim dari Mabes Polri. Di antaranya Wa Irwasum Mabes Polri beserta para Ketua Pamatwil dan Asistensi Operasi Kepolisian Mantap Praja 2018.
Selain itu juga hadir juga Waka Polda Jabar Brigjen Pol Drs. Supratman, MH., As Ops Kodam III Siliwangi, Irwasda Polda Jabar dan para pejabat utama Polda Jabar, para kapolrestabes / Kapolresta dan Kapolres jajaran Polda Jabar, para instruktur/narasumber pelatihan, dan para Kabag Ops dan Kasat Fungsi jajaran Polda Jabar.
“Merupakan suatu kehormatan bagi Polda Jabar yang ditunjuk untuk melaksanakan latihan TFG dan ditinjau langsung oleh Tim Asistensi Mabes Polri se-Indonesia, yang dipimpin Asops Kapolri dalam rangka menguji konsep renpam dan rencana operasi, untuk menghadapi pengamanan Pilkada Serentak 2018,” ungkap Kapolda Jabar.
Oleh karenanya, lanjut Agung, melalui kegiatan ini diberharapkan dapat melakukan mapping terhadap antisipasi terjadinya potensi konflik sosial dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2018, melaksanakan pengecekan terhadap tindak lanjut jukrah yang telah dikirimkan polda dalam pengamanan pilkada 2018 dan melaksanakan monitoring dan asistensi terhadap perkembangan situasi gangguan kamtibmas yang terjadi selama tahapan pelaksanaan pilkada 2018.
“Pelatihan ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan. Sehingga adanya kesamaan persepsi dan sikap serta tindakan yang komprehensif dan sistematis melalui perencanaan pengamanan yang matang serta teruji, dalam mengantisipasi segala ancaman, hambatan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang berupaya untuk mengganggu dan bahkan menggagalkan pelaksanaan Pilkada Serentak 2018,” bebernya.
Rawan Konfilk
Provinsi Jawa Barat sebagai daerah penyangga ibu kota, memiliki wilayah yang luas dengan jumlah penduduk yang banyak serta heterogen. Sehingga mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan keamanan dalam negeri.
“Namun di satu sisi, memiliki potensi gangguan yang apabila tidak dikelola dengan baik pengamanannya, dapat menimbulkan gangguan kamtibmas bahkan terjadinya konflik sosial yang berkepanjangan,” ujar Agung.
Menurut dia, perkembangan dinamika politik dan eskalasi gangguan kamtibmas di wilayah Jabar selama tahapan pilkada serentak telah terjadi peningkatan sehingga berpengaruh terhadap suhu politik yang semakin memanas.
“Berdasarkan perspektif intelijen, bahwa Jawa Barat termasuk peringkat ke II kategori rawan, terkait dengan sengketa dan masalah keagamaan terhadap isu-isu provokatif menyangkut primordialisme (SARA), radikalisme dan intoleransi . Untuk saat ini, situasi masih cukup aman dan kondusif, meskipun terdapat beberapa kejadian yang menjadi perhatian publik, yaitu dua orang ulama yang menjadi korban penganiayaan,” tuturnya.
Peristiwa tersebut sempat berkembang menjadi isu negatif di beberapa wilayah melalui media sosial dengan menyebarkan berita hoax seperti adanya penganiayaan kembali terhadap beberapa ulama seperti di Kab. Garut dan Bogor. Namun setelah dilakukan penyelidikan ternyata isu tersebut tidak benar atau hoax.
Menyikapi permasalahan dan potensi konflik sosial di masyarakat, Polda Jabar beserta jajaran telah melakukan berbagai upaya, antara lain konsolidasi internal, mapping potensi konflik sosial dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui penggunaan aplikasi arcgis, meningkatkan kerjasama dan sinergi dengan Kodam III/Siliwangi beserta kesatuan tni lainnya serta penyelenggara pilkada maupun masyarakat, pelatihan dan simulasi, ikrar pilkada damai, silahturami dengan para tokoh agama, tokoh pemuda dan masyarakat / serikat buruh / komunitas / partai politik / media sosial dan kegiatan bakti sosial sebagai bentuk pelayanan polri kepada masyarakat serta upaya cipta kondisi pra pilkada dan ataupun pada saat pelaksanaan tahapan pilkada.
“Selain itu, Polda Jabar telah membentuk Satgas Nusantara, dimana terdapat satgas cyber crime, satgas anti money politic dan black campaign yang senantiasa melaksanakan patroli, mencari informasi dan melakukan penegakan hukum apabila ditemukan tindak pidana. Dengan demikian, Polda Jabar telah siap dalam mengamankan Pilkada Serentak 2018 yang diwujudkan melalui asta siap yaitu, siap pilun, siap posko, siap lat pra ops, siap kondisi kamtibmas, siap masyarakat,siap kuat personel, siap sarpras dan siap anggaran. Hal ini telah dilaksanakan dari tingkat polda hingga kewilayahan dengan melibatkan 21.438 personel Polda Jabar dan 27 SSK personel TNI yang telah disebar untuk mengamankan seluruh tahapan Pilkada,” papar Kapolda Jabar.
Menyadari akan potensi kerawanan yang bersifat dinamis dan kompleks, maka melalui pelatihan ini, setiap peserta pelatihan, khususnya personel Polda Jabar, dapat mengikuti kegiatan dengan serius, semangat dan motivasi yang tinggi, serta memahami materi yang disampaikan instruktur/narasumber, sehingga saat pelaksanaan dapat diaplikasikan sesuai rencana dan tujuan yang diharapkan. (Boni Hermawan)