Nasional

Jatim Dorong Pelestarian Sumber Daya Genetik Sapi Rambon Asli Banyuwangi

SURABAYA, eljabar.com — Keanekaragaman Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH) asli lokal merupakan aset bagi negara. Selain memiliki daya adaptasi yang baik terhadap keterbatasan lingkungan, performa SDGH asli lokal juga lebih baik dibandingkan ternak yang didatangkan langsung dari luar negeri.

“SDGH asli lokal memiliki daya adaptasi keterbatasan lingkungan dan performa reproduksi yang lebih baik daripada ternak dari luar,” kata keterangan tertulis Kepala Dinas Peternakan Jatim, Indyah Aryani, Jumat (16/8/2024).

Indyah menambahkan, selama ini keunggulan spesifik SDGH asli lokal belum banyak terungkap sehingga usaha pelestarian dan pemanfaatannya masih terbatas. Selain itu, pencemaran terhadap darah SDGH akibat perkawinan silang yang tidak terkendali berpotensi mengakibatkan terjadinya kepunahan dan berakhir pada hilangnya SDGH tersebut.

“Maka dari itu perlu upaya dari Pemerintah dan Masyarakat secara bersama-sama menjaga dan melestarikan SDGH asli lokal yang dimiliki,” tegasnya.

Upaya ini, kata Indyah, dapat diperkuat apabila SDGH asli lokal telah mendapatkan pengakuan dari Pemerintah melalui penetapan rumpun atau galur ternak.

“Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur membuahkan hasil dengan ini terbitnya SK Mentan No. 283/KPTS/PK.040/M/07/2024 tentang penetapan rumpun sapi Rambon Banyuwangi,” ujarnya.

Sebagai informasi, Kepmentan yang baru diterbitkan tersebut merupakan breakdown dari Peraturan Menteri Pertanian Nomor 117/Permentan/SR.120/10/2014 tentang Penetapan dan Pelepasan Rumpun Galur Ternak. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa Pemerintah perlu memberikan penghargaan negara kepada daerah-daerah yang memiliki rumpun atau galur ternak asli dan/atau lokal yang telah ada dan dibudidayakan secara turun temurun oleh peternak.

“Provinsi Jawa Timur memiliki potensi keanekaragaman SDGH yang melimpah dan tersebar di berbagai wilayah kabupaten maupun kota,” tutur Indyah.

Menurut Indyah, Pemprov Jatim melalui Dinas Peternakan mendorong Dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kabupaten/Kota untuk terus melakukan pemanfaatan Sumber Daya Genetik Hewan Sapi Rambon serta menjaga kelestariannya.

“Sapi Rambon sendiri merupakan salah satu jenis ternak yang telah dibudidayakan secara turun-temurun oleh masyarakat Banyuwangi,” ucapnya.

Sapi yang memiliki ciri khas tanduk panjang ini teridentifikasi memiliki sebaran yang cukup luas di Banyuwangi.

“Sebarannya cukup luas di Banyuwangi, sapi Rambon ini ada di Kecamatan Licin, Glagah, Giri dan Kalipuro,” tandasnya.

Indyah mengungkapkan, sapi Rambon juga mempunyai nilai budaya strategis yang melekat di masyarakat setempat.

“Masyarakat Banyuwangi memanfaatkan sapi Rambon ini untuk penyediaan daging pada acara hajatan maupun untuk mengolah lahan pertanian,” ungkap Indyah..

Disamping itu, pungkas Indyah, sapi lokal asli Banyuwangi tersebut memiliki kinerja reproduksi yang cukup baik dan memiliki ketahanan terhadap keterbatasan lingkungan dan pakan.

Pihaknya berharap kelestarian Sapi Rambon tersebut dapat terjaga dan dapat dikembangkan untuk kemanfaatan yang lebih luas lagi. (Irwan YL)

Show More
Back to top button