Parlemen

Jelang Lebaran Kurban, Anggota DPRD Sumenep Minta DKPP Fungsikan Puskeswan Atasi Gejala PMK

SUMENEP, eljabar.com – Baru baru ini sekitar 17 ekor sapi milik warga Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, ditemukan terpapar wabah gejala Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

Sebab itu, menjelang Idul Adha atau lebaran kurban, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, Indra Wahyudi, meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat fungsikan secara maksimal Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) stasu gejala PMK

“Saya mendengar banyak sapi milik warga hampir memiliki gejala yang serupa dengan penyakit PMK itu. Maka saya meminta kepada dinas terkait untuk proaktif, apalagi menjelang Idul Adha,” ungkapnya. (08/06/2022).

Menurutnya, sebelum kasus PMK semakin melonjak, semua pihak yang berkaitan, harus bekerja sama melakukan upaya menekan penyebaran wabah PMK.

“Saya belum melihat Puskeswan di Sumenep difungsikan dengan baik, kalau tidak keliru di Pamolokan, Itu tidak difungsikan dengan benar, Dinas terkait mestinya panggil anak buahnya, fungsikan Puskeswan itu,” tambahnya.

Pihaknya menjelaskan jika salah satu indikator keberhasilan pembangunan peternakan ialah dengan meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan hewan. Apa lagi, kata dia, menjelang idul adha harus ada peningkatan derajat kesehatan hewan yang terpenuhi.

“Optimalkan Puskeswan, tingkatkan sarana dan prasarana serta sumberdaya manusianya. Ini harus menjadi upaya serius yang mesti segera dikerjakan DKPP,” tegasnya.

Sisi lainnya, Indra, mendesak supaya DKPP segera menerjunkan koordinator kecamatan ke bawah untuk memantau masyarakat dengan melibatkan para kelompok tani. Sebab menurutnya, kelompok tani merupakan organisasi kemasyarakatan yang menjadi etalase kebutuhan yang tidak hanya berkaitan dengan pertanian, namun juga berkaitan dengan peternakan.

“DKPP Sumenep perlu memanggil penyuluh di setiap Kecamatan agar berkoordinasi dengan kelompok tani yang ada di desa desa itu. Memantau perkembangan hewan ternak yang ada di desa terutama sapi agar ditangani,” kata idra menjelaskan.

“Saya melihat hingga detik ini tidak ada tindak lanjut sama sekali. Jangan hanya rapat diatas meja saja tetapi tidak bisa diaplikasikan secara nyata dalam masyarakat. Informasi dari masyarakat saya itu ada sapinya yang terkena PKM tapi tidak ada tindak lanjut dari dinas terkait,” tutupnya. (ury)

Show More
Back to top button