KAB. BANDUNG, eljabar.com – Belanja kebutuhan sekolah melalui aplikasi SIPlah dimulai dengan melihat barang yang hendak dibutuhkan sesudah cocok tinggal pesan barang dan mentranfer uang tersebut ke toko yang dituju. Dan kepala sekolah tinggal menunggu kiriman barang yang dipesan.
Namun sangat di sayangkan di Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat Kepala SDN tidak bisa bebas belanja melalui SIPlah, pasalnya kebutuhan sekolah sisinyalir dipasok oleh oknum wartawan yang bekerjasama dengan oknum dibawah, dengan cara memasok barang duluan ke sekolah.
Seperti pengakuan salah seorang sumber kepada eljabar.com pada Sabtu, 10 April 2021 yang mengaku, buku Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang meliputi literasi membaca, literasi numerasi dan literasi sains dan termometer, ujug-ujug dikirim oknum dengan harga kurang lebih Rp 3 juta. Padahal dirinya tidak pesan, belum lagi ada barang yang lainnya.
Mantan Kasubag TU kecamatan ketika dimintai pendapatnya terkait penjualan barang yang diduga maksa melibat oknum wartawan dan oknum PGRI, dengan tegas mengatakan, “Sebaiknya kepala sekolah berani menolak agar tidak menjadi potensi korupsi dan disitu pentingnya pejabat memiliki wawasan dan pengetahuan yang lebih dari sekedar asal atau biasa-biasa saja yang ujungnya kepala sekolah jadi obyek,” tandas sumber. A56