Regional

Komitmen PT PMTI Bersama Dansektor 21 Citarum Harum

KAB. BANDUNG, eljabar.com — PT Putera Mulya Terang Indah (PMTI) berjanji akan menjaga hasil pengolahan limbah yang saat ini sudah dalam kondisi baik.

Hal ini dibuktikan melalui tandatangan komitmen dengan Satgas Sektor 21 diantaranya pengelolaan IPAL perusahaan ini berada dibawah pembinaan Satgas Sektor 21.

Komitmen yang ditandatangani Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat dan Direktur PT PMTI Mulyawan tersebut dilakukan usai Satgas Sektor 21 Subsektor 17 Solokan Jeruk melakukan pengecekan terhadap IPAL pabrik yang berlokasi di Jalan Rancajigang, Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Kamis (20/12).

photostudio_1545320132812“Kita berharap ini dijaga bukan karena ada TNI, tapi suatu kewajiban kita bersama, saya paham bahwa pabrik ini menghidupi seratus karyawan dan keluarganya tapi perusahaan wajib juga menjaga lingkungan dengan baik,” ungkap Kolonel Yusep Sudrajat.

Saat melakukan pengecekan di lokasi IPAL yang mengolah limbah perhari 500 meter kubik, Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat menyatakan bahwa sesuai parameter yang diterapkan satgas khususnya sektor 21, limbah hasil olahan sudah harus bening dan terdapat ikan yang hidup di ujung outlet sebelum pembuangan.

“Setelah kita lihat bersama, limbah perusahaan ini sudah bening, dan ada ikan koi hidup di outlet sebelum pembuangan, sehingga ketika limbah yang dibuang sudah aman bagi lingkungan,” ujarnya.

Alhamdulillah, kata Dansektor 21, dengan adanya satgas citarum masyarakat sudah merasakan, terutama Solokan Jeruk, Rancaekek pertaniannya mulai menggeliat lagi, “karena kesadaran para pemilik pabrik sudah mulai tumbuh, semua sudah mulai berbenah. Saya hanya mendorong supaya semua pabrik yang ada di wilayah sektor 21 melakukan hal yang sama untuk kebaikan lingkungan, dan menjadi keuntungan anak cucu kita di masa mendatang,” harapnya.

Dua minggu sebelumnya pabrik yang memproduksi Weaving atau WJL (Water Jet Loom) dengan jumlah 30 ribu yard kain grey perhari, ditutup saluran pembuangan limbahnya oleh Satgas Subsektor 21-17 Solokan Jeruk. Pada saat itu, lanjut Dansektor 21, satgas mendapati pabrik WJL ini mengeluarkan air limbah kurang baik, berwarna putih seperti susu, sehingga kita putuskan untuk ditutup lubang pembuangan limbahnya.

“Tapi hari ini kita cek dan sudah berbenah bagus hasilnya, kita akan buka kembali,” ucapnya.

Sementara itu , Direktur PT PMTI Mulyawan mengaku bahwa dari 500 meter kubik limbah perhari yang diolah, 50 persennya sudah di recycle (dipakai kembali) untuk digunakan produksi.

“Dengan adanya program citarum harum, kami perusahaan PMTI sangat mendukung program ini. Dan dapat menjadikan IPAL setiap pabrik menghasilkan pengolahan limbah yang baik dan sesuai baku mutu,” ungkapnya.

Di waktu yang sama, Asep Suhardi selaku Manager Engineering menjelaskan bahwa pada saat dilakukan penutupan oleh Satgas Citarum, pihaknya menyadari permasalahan terdapat di SDM petugas IPAL. “Pengontrolannnya tidak secara kontinyu, sehingga ada salah satu proses yang terlewatkan. Dalam dua minggu ini melakukan perbaikan sistem, sehingga kami mencoba melakukan sistem semi otomatis,” ungkapnya.

Berikutnya di tahun 2019, pengolahan limbah di Solokan Jeruk ini diubah menjadi fisika dan biologi, seperti sistem IPAL yang diimplementasikan di pabrik PMTI pusat. (Elly)

Show More
Back to top button