Korban Tewas Menjadi 20 Tewas Akibat Nenggak Oplosan di Cicalengka
laporan : Kiki Andriana
KAB. BANDUNG, eljabar.com — Dirut RSUD Cicalengka, Yani Sumpena mengatakan, data terkini korban tewas over dosis yang diduga akibat menkomsumsi minuman keras (miras) oplosan terus berangsur, dari total 41 orang.20 diantaranya meninggal dunia, Pasien yang diduga keracunan itu datang berangsur dari Jumat (6/4/2018).
Dari 41 pasien, saat ini ada 19 orang yang sedang menjalani perawatan. Sembilan orang berada di IGD RSUD Cicalengka, delapan orang dirawat inap. Sementara sisanya bisa pulang, satu orang dirujuk ke RS Hasan Sadikin, Kota Bandung.

“Total yang datang ke RSUD itu ada 41 orang, 19 meninggal ditambah satu orang datang dalam keadaan meninggal. Jadi, total yang meninggal ada 20 orang,” sebutnya saat ditemui di RSUD Cicalengka, Senin (9/4/2018).
Yani mengatakan, dari 19 orang yang saat ini dirawat, ada satu orang yang masih dalam kondisi kritis. “Satu orang mengalami perburukan (kritis),” kata dia.
Ia melanjutkan, semua pasien tersebut datang mempunyai masalah yang sama dengan gejala keracunan akibat meminum sesuatu. Diawali dengan keluahan pusing, mual, kehilangan kesadaran dan muntah.
“Begitu masuk, pasien ditangani dengan SOP (standar operational procedure), kita lakukan pemeriksaan, bilas lambung. Kalau muntah, muntahannya kita tampung, darahnya dibuat sampel,” katanya.
Nantinya, kandungan dalam darah dan muntahannya akan dibawa ke laboratorium. Hasilnya bisa didapat sehari sampai dua hari. “Bagian tubuh tidak terlihat rusak. Saluran perncernaan yang ada pendarahan. Tapi dari luar ga keliatan. Kalau muntahan darah, di saluran pencernaaannya ada iritasi,” pungkasnya.
Seperti berita yang dilansir sebelumnya, Kepolisian Resor Bandung memeriksa sejumlah saksi dan menutup kios yang dijadikan tempat penjualan minuman keras di Jalan By Pass Bandung-Garut.
Sementara itu, Kapolres Bandung, AKBP Indra Hermawan menuturkan korban minuman keras oplosan itu sudah berdatangan ke rumah sakit sejak Kamis (5/4). Para korban mengeluhkan sakit yang sama seperti muntah-muntah dan pandangan tidak jelas untuk selanjutnya mendapatkan penanganan medis.
Ia menyampaikan, kepolisian berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dalam mencari tahu penyebab kematian korban tersebut. Termasuk dugaan akibat minuman keras oplosan, kata dia, masih terus didalami dengan memeriksa penjual berikut komposisi dalam minuman keras oplosan tersebut. “Dari sisi medis kami masih menunggu untuk mengetahui penyebab kematian korban,” katanya. (*)