Uncategorized

Kurangi Trauma KH Umar Basyri, Polda Jabar Terjunkan Tim

BANDUNG, eljabar.com — Polda Jabar membentuk tim Trauma Healing untuk menghilangkan tekanan mental berkepanjangan yang dialami pimpinan KH. Umar Basyri, Pesantren Alhidayah, pasca penganiyaan yang dilakukan orang gila bulan lalu.

Tim ini bertugas memulihkan traumatik pada diri Kh. Umar Basyri. Terapi sendiri dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Hidayah  Kampung Santiong RT 004/001 Desa Cicalengka Kulon, Kec. Cicalengka Kab. Bandung, Kamis (22/02/2018).

Selain Kh. Umar Basyri, terapi juga dilakukan pada seluruh santri. Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian, pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat serta menjalankan program Kapolri, yakni Promoter (Profesional Modern dan Terpercaya).

Kasubbag Psikologi Biro SDM Polda Jabar Kompol Cristofel Johny WJ dan Paur Psi Dra. Yusi Hariyumanti M.Si beserta Brigadir Polisi RD Ali Nurjamal ditunjuk sebagai tim untuk melakukan terapi Trauma Healing.

“Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengurangi rasa trauma dan menambah energi positif psikologis serta  memotivasi sekaligus  memberikan efek positif bagi psikologis korban,” kata Kabag Psikologi SDM Polda Jabar AKBP R. Sajarwo Saputro S.Psi, Kamis (22/2).

Dikatakan, dalam kasus penganiyaan tersebut, pelaku dinyatakan memiliki ganggugan mental. Hingga saat ini, pelaku masih dalam perawatan di Rumah Sakit Sartika Asih Kota Bandung. “Kami berupaya menggali keterangan pasti dari keluarganya tentang latar belakang pelaku,” kata dia.

Sementara untuk penyidikan lebih lanjut mengenai dalang  di balik kejadian ini, Rajarwo mengaku itu bukan wewenannya, melainkan ada  petugas khusus tim yang biasa meangani perkara ini.

“Sedangkan terapi Kh. Umar Basyri ini hanya dilakukan sekali saja. Melihat kondisi korban, kami yakin beliau bisa melakukan terapi sendiri dengan banyak mebaca doa yang dapat menenangkan jiwa korban. Kendati demikian, petugas akan terus memantau perkembangan khusus psikis korban sampai benar- benar normal kembali, dan tidak dihantui rasa cemas dan trauma berkepanjangan,” pungkasnya.

Boni  Hermawan

Show More
Back to top button