Makom Albab Menggelar Webinar bertajuk Antisipasi Pelecehan Seksual Terhadap Santri Perempuan di Pesantren,”
SUMEDANG,eljabar.com — Bidang Pemberdayaan Perempuan, Pengurus Pusat Majelis Komunikasi Alumni Babakan (Makom Albab) merupakan suatu wadah atau komunitas Alumni Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon bertekad mendorong upaya-upaya untuk terciptanya keamanan dan kenyamanan bagi santri di Pondok Pesantren.
“Upaya ini diawali dengan menggelar webinar bertajuk Antisipasi Pelecehan Seksual terhadap Santri Perempuan di Pesantren,” ujar Sekretaris Panitia, Dr. Elis Teti Rusmiati, M.Hum, M.Si yang juga dosen di Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama kepada wartawan di Sumedang Jawa Barat (Jabar), Senin (28/2/2022).
Elis mengatakan, webinar tersebut dihadiri oleh 182 peserta yang berasal dari kalangan pesantren, akademisi, organisasi keagamaan, dan dari berbagai instansi lainnya. Kemudian, hadir pula peserta dari Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).
“Webinar ini baru sebagai pemantik, insya Allah akan menyusul kegiatan-kegiatan selanjutnya yang lebih signifikan pengaruhnya khususnya bagi penguatan perempuan,” tandasnya.
Saat kegiatan berlangsung, Dr. Hj. Yuyun Affandi, Lc. M.A. selaku Koordinator Bidang Pemberdayaan Perempuan memaparkan, yang melatarbelakangi webinar tersebut karena ingin berupaya melaksanakan visi, master plan, renstra dan Program Makom Albab diantaranya solusi permasalahan perempuan. Dimana pada akhir tahun kemarin baru saja terjadi kasus nasional, namun belum ada solusi signifikan secara struktural maupun kultural.
“Kami berharap tema ini mampu memberi materi penyemangat bagi orang tua santri maupun pengelola pesantren agar lebih waspada pada yang akan terjadi bagi generasi millenial.
Insya Allah pada acara launching perdana pemberdayaan perempuan ini dibidik sekaligus 3 program, yakni, kerjasama dengan lembaga lain, perorangan dan penguatan perempuan,” tukasnya.
Selain itu, sebagai narasumber pertama dalam webinar tersebut yakni, Dr. H. Waryono Abdul Ghofur, M.Ag Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama R.I yang membahas tema dari perspektif pemerintah.
Waryono menegaskan, bahwa PD Pontren telah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak terkait dari beberapa kementerian untuk mengantisipasi agar kasus pelecehan seksual terhadap santri tidak terulang lagi.
“Kami juga mendorong regulasi, mengupayakan fasilitas rusunawa bagi pesantren, dan adanya jaminan kesehatan bagi para santri,” katanya.
Sedangkan narasumber ke dua, Hj. Nyai Masriyah Amva, Tokoh Ulama perempuan dan Pemimpin Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy Babakan Ciwaringin, dari perspektif pengelola Pesantren.
Masriyah mengatakan, dalam upaya mengantisipasi terjadinya pelecehan seksual di pesantren yakni harus betul-betul membangun kedekatan dengan santri.
“Santri pun dituntut agar selalu terbuka terhadap masalah yang dihadapinya. Kemudian, bagaimana pula cara menjalin komunikasi yang baik dengan istri/suami guru ngaji.
Lebih penting lagi, membatasi jarak dan komunikasi antara santri laki-laki dengan santri perempuan,” tukasnya.