BANDUNG, eljabar.com — Oza Feby Mulyani (24) tidak menyangka dirinya akan mengukir prestasi gemilang dengan mengharumkan nama Indonesia di SEA Games 2023.
Nama atlet cabang olahraga Finswimming asal Kota Bandung ini menjadi sorotan setelah memecahkan rekor 800 meter surface dengan kecepatan 3 menit 28 detik pada kejuaraan dunia 2022 di Thailand.
“Itu capaian tercepat di Indonesia, setidaknya untuk saat ini,” katanya dalam wawancara di siniar Ngariung bersama Humas Kota Bandung.
Menelisik perjalanannya sampai di podium medali SEA Games 2023, bisa dibilang Oza merupakan atlet yang diberkati berbagai anugerah di samping kegigihannya. Memulai keseriusan terhadap olahraga air saat masih kelas 3 SD, pasang surut seolah menjadi teman akrab perjalanan karir wanita kelahiran 1999 ini.
“Awal mulanya aku belajar olahraga renang. Itu pun sekadar ikut sama Ayahku aja. Nah, dari sana aku dikenalin sama pelatih, dan sepertinya pelatih ini bisa melihat potensi aku,” kenangnya.
Debut amatirnya dilakoni tidak jauh dari fase awal belajar. Dalam sebuah kompetisi renang di daerah Batununggal, Kota Bandung, Oza berhasil meraih perunggu.
“Dari situ, seingatku, aku mulai tertarik belajar renang lebih jauh,” katanya.
Pada 2010, ia pernah menjajal berbagai seleksi kejuaraan. Mulai dari Kejurnas, Kejurda, dan beberapa ajang lainnya. Sayang, ia belum mendapat kesempatan untuk meraih prestasi kala itu.
Hingga akhirnya pada 2013, Oza mulai menekuni Fin Swimming sebagai cabang olahraga untuk dirinya meniti karier. Meski sama-sama merupakan olahraga air yang berbasis renang, namun Oza menjelaskan terdapat perbedaan antara keduanya.
“Kalau berenang itu, ya kita berenang secara polosan aja, gitu. Kalau fin swimming, itu kita berenang dengan berbagai macam alat. Jadi bukan menyelam di dalam air,” terangnya.
Setahun setelah menekuni cabang olahraga ini, Oza meraih juara 3 estafet pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2014. Momentum itu dikenangnya sebagai titik awal ia meraih prestasi lebih banyak lagi.
Setelah fase tersebut, ia rajin mengikuti kejuaraan-kejuaraan tingkat daerah hingga nasional. Porprov 2018 juga diakui Oza melejitkan namanya berkat prestasi yang ia torehkan.
SEA Games Perdana, Mental Juara Sebelum mengikuti SEA Games 2023, sebetulnya Oza sempat menjajal untuk mengikuti SEA Games 2022 di Thailand. Namun, karena kondisi kesehatannya sedang tidak baik, ia dicoret dan tidak bisa mengikuti ajang tersebut.
“Aku kena tifus. Memberanikan diri ikut, tetapi aku dicoret,” katanya.
Belum habis, ia malah mengikuti kejuaraan dunia di Thailand pada September 2022 silam. Mengejutkannya lagi, rekor finswimming dengan jarak 400 meter dan 800 meter di Indonesia dipecahkannya pada saat itu.
“Rekor di Indonesia saat itu 3 menit 29 detik. Aku pecahkan jadi 3 menit 28 detik,” katanya.
Ia juga mengisahkan, pada dasarnya tidak ada syarat khusus untuk bisa masuk ke Pelatnas untuk mengikuti SEA Games. Kata Oza, atlet yang lolos ke Pelatnas diambil berdasarkan waktu tercepat atlet tersebut dalam sebuah kompetisi.
“Jadi finswimming itu, apa ya, olahraga terukur, begitu. Jadi begitu aku bisa memecahkan rekor, kan jadi yang tercepat se-Indonesia tuh. Otomatis aku kebawa ikut (Pelatnas),” terangnya.
Meski tak terbersit dirinya bisa sampai di titik Pelatnas untuk SEA Games 2023, proses karantina dijalaninya sejak September 2022 hingga Mei 2023. Berbagai pola latihan pun digeluti setiap hari.
“Karena ini levelnya sudah Internasional, dan aku pun jadi atlet-nya Nasional begitu ya, jadi memang fasilitas yang aku dapatkan juga luar biasa. Aku memang hanya dituntut fokus latihan. Memang sangat lelah, melelahkan sekali pokoknya,” terang Oza.
Meski begitu, kelelahannya terbayar usai menyabet dua medali perak pada gelaran SEA Games 2023.
“Ini SEA Games pertama aku. Jadi, rasanya enggak bisa dijelasin sih, seneng banget,” katanya.
Tekun, Gigih, dan Yakin Menyadari bukanlah satu-satunya generasi muda yang punya keinginan menjadi seorang atlet, Oza mengingatkan kepada atlet muda khususnya Kota Bandung untuk memiliki ketekunan, kegigihan, serta keyakinan dalam menjalani latihan.
Ia juga mengisahkan hampir seluruh waktunya dihabiskan untuk berlatih. Ia bahkan nyaris tak punya waktu untuk bermain dengan teman-temannya.
“Subuh-subuh sudah turun untuk latihan, sampai jam 8 pagi. Latihan lagi jam 3 sore sampai jam 6. Praktis hanya punya waktu sebentar di siang hari untuk istirahat. Atau di malam hari, itu pun sebentar, untuk ngobrol dengan keluarga,” terangnya.
Pasang-surut kondisi mental pun dialaminya saat mengikuti karantina ataupun di tengah mengikuti kejuaraan.
Meski begitu, ia tak pernah berlama-lama dalam keadaan mental di bawah. Berbagai cara dilakukannya untuk mengembalikan kondisi mental menjadi lebih baik.
“Aku telpon keluarga di rumah, atau tetap mengambil waktu untuk sejenak ke luar rumah, bermain, ya, pas memang sedang libur,” terangnya.
Ia meyakini, tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Walau sempat berada di fase demotivasi, namun Oza merasa hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar.
“Dulu pernah latihan asal latihan. Hasilnya terserah. Dan memang benar, hasilnya juga memang jadi terserah, enggak maksimal,” terangnya.
Ditanya rencananya ke depan, Oza menjawab saat ini ia sedang mengejar medali emas di berbagai kompetisi. Di depan matanya, ada kejuaraan dunia di China pada September mendatang, Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024, dan juga SEA Games edisi berikutnya.
“Untuk saat ini, aku mau ngejar gold (emas) dulu. Setelah SEA Games berikutnya, mau daftar menjadi tentara,” tuturnya.
Sebagai penutup, Oza mengajak kita untuk sama-sama menjaga semangat dalam menekuni bidang yang kita sukai. Menurutnya, kesenangan saja tidak cukup membuahkan maksimal, sekalipun untuk bidang yang kita tekuni dan gemari.
“Jadi kalau memang mau menekuni sesuatu, senang saja enggak cukup. Perlu ada effort lebih dan memang harus mempersiapkan mental,” pungkasnya.
Wargi Bandung, obrolan Humas Kota Bandung dengan Oza dapat anda saksikan di program Ngariung, melalui kanal YouTube Diskominfo Kota Bandung. ***