Mengisi Waktu Ditengah Pandemi Covid 19 Dua Orang Di Cipacing Berhasil Membudidayakan Lele
Sumedang, Eljabar. Com- Mengisi waktu ditengah pandemi Covid 19, dua orang warga di Dusun Kampung Baru Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor mencoba peruntungan dengan ternak ikan lele. Meski belum terbayang berapa keuntungan dari bisnis ikan lele tersebut, dua warga ini nekad mengeluarkan modal awal hingga Rp20 jutaan.
Ditemui di Kolam Ikan Lele di Cipacing, Entis Sutisna yang juga Ketua kelompok tani di Desa Cipacing mengaku awalnya berternak ikan lele karena bingung dengan kondisi pandemi Covid 19 warga harus isolasi mandiri dan segala aktivitas yang berkerumun dilarang. Untuk itu, memanfaatkan waktu luang dan mengisi kegiatan, dirinya bersama rekannya bernama Herman Tuamanik patungan bisnis ikan lele.
Memanfaatkan areal persawahan seluas 5 kotak, Entis memulai ternak ikan lele jenis Belo sebanyak total 6000. Ditambah membuat kolam dan membuat gubuk serta memasang listrik, sehingga total modal awal Rp20 jutaan. Bisnis yang telah digelutinya sejak lebaran lalu, saat ini tinggal sebulan lagi panen.
“Niatnya sih mengisi waktu luang aja. Bisnis kecil kecilan namun mampu menyelamatkan ketahanan pangan. Untuk masa panen 3-4 bulan dari anak ikan lele Belo. Dengan perkiraan sekali panen mampu menghasilkan 60 Kg lele,” ujarnya.
Entis beralasan dimasa pandemi harusnya di karantina di rumah, atau work from home. Kegiatan warga dibatasi apalagi keluar rumah. Jadi bergerak di ternak lele langkah yang tepat Karena sehari hari di kolam lele/sawah. Sehingga tidak mungkin terpapar Covid 19. Selain itu memanfaatkan waktu luang ditengah kesibukan sebagai petani.
“Selain itu menjadi petani bisa meningkatkan imun, karena sehari hari berjemur. Dapat menghilangkan stres juga karena memberi makan ikan mendapat suasana berbeda,” ujarnya.
Dengan memanfaatkan pangsa pasar disalurkan ke tukang pecel lele, dia memprediksi hasil panennya tidak akan susah dijual. Dengan taksiran 1 kg belo menjadi 10 kg lele. Sehingga dari 1 kg belo memuat 100 ekor. Maka diprediksi panen sekitar 60 kg an. Dengan harga per kg 43.000. Jika dikalikan 60kg menjadi Rp2.857.000 sekali panen.
“Nanti akan berangsur sampai pembibitan dan pembudidayaan. Diperkirakan panen tiap seminggu sekali,” kata Entis didampingi Herman.
Sementara untuk Pakan lele, perhari rata rata 3-4 kg Pelet. Ditambah sisa sisa makanan kangkung, sayur, dadak.
“Intinya ingin memanfaatkan waktu ditengah pandemi. Diam di rumah tapi menghasilkan. Apalagi sekarang sedang masa karantina dan isolasi mandiri, jadi memanfaatkan waktu luang,” ujarnya.
Harapannya, agar masyarakat termotivasi berkarya dan memiliki ide kreatif agar tidak ketergantungan ke pemerintah. Dan tidak mengharapkan bantuan pemerintah.
“Jika ada bantuan pemerintah, manfaatkan dengan usaha dan diberdayakan. Agar tidak ketergantungan pemerintah. Dan uang bantuan itu bisa berlipat ganda dan bermanfaat,” tandasnya.(abas)