Resvani kemudian menyampaikan terkait dengan tantangan bangsa Indonesia menuju Indonesia Emas 2045, khususnya dalam mempersiapkan insan pertambangan yang mandiri dan profesional, termasuk di bidang teknologi.
“Tahun 2045 sudah dicanangkan sebagai era Indonesia maju dan berkelanjutan. Harapannya kita masuk ekonomi empat besar dunia. Hari ini, kita belum masuk 10 besar ekonomi dunia. Karena GDP (Gross Domestic Product) kita sekitar 1,2 triliun USD. Sedangkan negara maju seperti Tiongkok dan Amerika sudah diatas 24 triliun USD,” terangnya.
Secara geografis dan geologis, lanjut Resvani, meski Indonesia bukan yang terkaya, tetapi memiliki kekayaan yang melimpah yang harus dikelola untuk menopang ekonomi negara.
“Kita berbicara minerba, Indonesia nikel nomor satu, batu bara sekitar nomor empat dibawah Tiongkok, Amerika dan Rusia. Kita punya cadangan batubara sekitar 33 miliar ton. Jadi, potensinya masih besar. Nah, ketergantungan kepada sub sektor minerba (batu bara, emas, nikel, tembaga, dan lain sebagainya) terhadap ekonomi bangsa kita juga masih tinggi sekali,” ungkapnya.