
Ia juga menegaskan, IPAL nya masih dalam awal pengoperasian sehingga air limbah yang dihasilkan masih fluktuatif dan Dinas Lingkungan Hidup Sumedang juga menyebutkan hasil pengolahan masih dinilai wajar karena masih baru beroperasi.
Untuk membangun IPAL secara mandiri, pihak perusahaan mengaku telah merogoh kocek mencapai 1,5 sampai 2 miliar rupiah. Dengan jumlah anggaran yang cukup besar dengan status lahan sewa, manajemen perusahaan berharap ijin IPLC dapat segera disetujui oleh pemerintah daerah melalui dinas terkait.
Mengenai IPLC ini, Aep, penanggung jawab IPAL mengharap dapat dukungan dari semua pihak agar perusahaan berjalan optimal dan maksimal.
“Jika sudah ada IPLC, ujar Aep, akan menambah bak ekualisasi tambahan dan cooling tower. Karena, untuk pengolahan limbah secara ideal masa tinggal harus ada, paling tidak kapasitas pengolahan lebih besar dari jumlah limbah yang dihasilkan,” kata Aep. *rie