
Kuningan, eljabar.com — Dalam perhelatan politik Pilkada bupati/wakil bupati 2018 mendatang di Kabupaten Kuningan menjadi segmen argumen antara petualang politik dengan partai, yang tentunya berharap-harap cemas atas keinginannya untuk dijadikan kandidat yang di jagokan oleh Partai, ada yang keluar masuk partai ada pula yang mempertahankan ada yang lansung menerima ada pula partai yang tidak menerima semua itu tergantung dari AD ART partainya masing-masing.
Partai Gerinda telah menerima empat balon bupati/wakil bupati antara lain Mamat Robi, dr H. Toto, Danis Iskandar, dan terakhir M. Ridho, akantetapi Partai Gerinda akan melihat dan menilai kondite, elektabilitas, karakter, komitmen, dan integritas dimasing-masing para petualang politiknya yang akan di jadikan kandidat kepemipinan daerahnya, karena penilaian merupakan pertimbangan, kehadirannya akan mengangkat atau memperburuk nama partai besar, partai juga selalu komunikatif dengan partai lainnya.
ilustrasi politik yang terjadi di Kabupaten Kunigan, sepertinya M Ridho Suganda yang semula kental disebut kandidat balon bupati/wakil bupati dari partai PDI Perjuangan, meski pun M. Ridho Suganda kondisi Kang Ridho sendiri tidak memegang Partai dalam susunan struktural organisasi Partai kian mencair dari PDI Perjuangan, dan tidak menutup kemungkinan Edo sapaan akrab M. Ridho Suganda anak mantan bupati 2 periode H. Aang Hamid Suganda itu bakal merapat menjadi bagian dari Partai Gerindra, hal itu tercermin dari kunjungan Keua DPD Gerindra Jawa Barat H. Mulyadi Ke DPC Kuningan, Rabu (29/11/17), namun itupun belum pasti karena ada evaluasi dan persentase dari beberapa kandidat yang akan diajukan seperti dr H. Toto, Mamat Robi, Ginanjar, dan ke empat M. Ridho Suganda.
“Mereka sangat paham untuk mengevaluasi balon bupati/wabup, dan kemudian sepakat juga untuk mengusung M. Ridho Suganda sebagai kandidat balon bupati dari Partai Gerindra, tapi selama ini kita komunikatif dengan PDI Perjuangan, tapi kita juga inten komunikasi dengan partai Partai lainnya seperti dengan Partai Golkar, dan Partai PAN, jadi dalam koalisi umat PAN juga ada komunikasi dua arah artinya sejalan antara PAN dengan Gerindra kemudian Gerindra dengan Golkar,” kata Ketua DPC Gerindra Dede Ismail.
Nah hal ini kita manfaatkan, lanjut DD Ismail. Dari rekavitulasi Partai yang saat ini sedang meroket, kondisi Partai yang lagi bagus di tingkat nasional dari berbagai lembaga survai meningkatnya elektabilitas, dan itu semua Partai mengakui hampir semua Partai mengajak Gerindra untuk berkoalisi, entah mungkin karena melihat pigur Pak Prabowo dengan Partainya ini bisa di jual di mata masyarakat dengan konsisten di luar unsur pemerintahan. Jelas H. Dede Ismail. (Maman Sutarman)*