Pemdes Cilayung Fasilitasi Perbaikan Jembatan yang Roboh
SUMEDANG, eljabar.com — Setelah sempat roboh, akhirnya jembatan penghubung antar Kecamatan di Dusun Nengkor Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor diperbaiki oleh masyarakat setempat yang difasilitasi Pemdes Cilayung, Minggu (24/02/2019).
Sedikitnya 120 warga dari Desa Cilayung dan Cileles Kecamatan Jatinangor bahu membahu memperbaiki jembatan itu dengan swadaya masyarakat.
Kades Cilayung Uyun mengatakan sebanyak 120 orang lebih warga memperbaiki jembatan bekas perlintasan KA milik Belanda itu dengan peralatan seadanya. Sebab kerjasama yang dilakukan dengan Subkontraktor Tol Cisumdawu untuk didatangkan alat berat gagal dilakukan. Sebab banyak aturan yang harus ditempuh.
“Kami mengurug jembatan dengan tanah agar jembatan bambu tidak menggantung. Setidaknya tertahan tanah. Dibagian bawah agar tanah tidak amblas kami pasang seseg awi,” katanya.
Menurut Uyun warga sudah kesal dengan kondisi jembatan itu. Begitu pun pemerintah desa sudah bosan mengajukan anggaran namun tak juga ada bantuan.
“Prosedurnya memang rumit, selain tanah milik PT KAI, juga kewenangannya ada di Pemprov Jabar. Jadi anggaran Kabupaten tak bisa menghandle jembatan itu,” katanya.
Apalagi, lanjut Uyun, ada rencana jembatan itu mau diaktifkan kembali menjadi perlintasan kereta api yang melintang antara Rancaekek sampai Tanjungsari. Sehingga takutnya perbaikan itu akan sia-sia.
“Disisi lain mau diaktifkan kembali jadi perlintasan KAI, disisi lain jembatan itu sebagai akses warga. Karena warga harus memutar jauh kalau jembatan itu ditutup,” katanya.
Uyun berharap ada kejelasan terkait reaktivasi jalur KA agar status jembatan itu jelas siapa yang mengelola. Adapun kalau jadi perlintasan KAI, pihak desa mengharapkan adanya pembebasan tanah untuk akses jalan baru.
“Kalau bisa ada jalan baru untuk aktivitas warga di tiga kecamatan yakni Jatinangor, Tanjungsari dan Sukasari itu. Karena jembatan itu sebagai akses satu satunya warga di tiga kecamatan,” katanya.
Sebelumnya diberitakan Jembatan sepanjang 25 meter dengan lebar 2 meter dan tinggi tebing 15 meter itu kondisinya semakin miris dilalui. Bahkan sejak pertama ambruk dua warga pernah jatuh.
Anggota DPRD Sumedang Dudi Supardi mengatakan DPRD sudah beberapa kali mengajukan perbaikan jembatan itu. Namun memang terkendala lahan. Disisi lain milik PT KAI disisi lain jembatan itu dibutuhkan warga untuk akses sehari hari.
“Kewenangan jalan itu ada di Pemprov Jabar, sehingga peran DPRD Provinsi Jawa Barat harusnya lebih fleksibel,” katanya. (Abas)