Pemerintah Harus Persiapkan Infrastruktur Pengairan Permanen Untuk Antisipasi Musim Kemarau
ADHIKARYA PARLEMEN
BANDUNG, elJabar.com – Kekeringan yang sempat melanda Jawa Barat hingga meluas di 18 daerah, masih menyisakan dampak kekurangan air bersih bagi masyarakat di sejumlah daerah.
Setidaknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar mencatat daerah yang terdampak kekeringan di antaranya Bogor, Sukabumi, Garut, Bandung Barat, Purwakarta, Majalengka, Karawang, Subang, Cirebon dan Pangandaran.
Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya, Kabupaten Bogor jadi wilayah paling parah mengalami kekeringan. 115 desa dan 65.054 Kepala Keluarga (KK) mengalami krisis air bersih. Kemudian tiga wilayah yang kini paling terdampak bencana kekeringan, juga melanda Indramayu, Bekasi dan Sukabumi.
Dampak El Nino juga nampaknya masih dirasakan oleh warga yang tinggal di pesisir Indramayu, Jawa Barat. El Nino berdampak pada kekeringan berkepanjangan di pesisir Indramayu. Warga pun kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Mereka mendapatkan air bersih dari bantuan yang datang. Informasi adanya suplai bantuan air bersih yang akan datang ke desa mereka menjadi berkah tersendiri bagi warga di Panyingkiran Kidul, Kecamatan Cantigi, Indramayu.
Bantuan air bersih kali ini datang dari PT Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan yang menggandeng Jurnalis Indramayu.
Anggota Komisi 4 DPRD Jabar H. Kasan Basari, mengapresiasi atas partisipasi PT KPI RU VI Balongan yang sudah membantu masyarakat Indramayu dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
“Saya mengapresiasi pihak PT KPI RU Balongan, yang sudah menyalurkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Semoga bermanfaat bagi masyarakat. Untuk kedepannya, semoga pemerintah sudah bisa mengantisipasi dari dampak kekeringan seperti yang terjadi saat ini di sejumlah wilayah Jawa Barat,” ujar Kasan Basari, kepada elJabar.com.
Kasan Basari berharap bencana ini akan segera selesai pada November 2023, saat masuk fase musim penghujan. Memang kekeringan ini melanda tidak hanya Indonesia, tapi seluruh dunia. Dan BMKG memperkirakan November 2023, sudah mengalami musim hujan.
“Mudah-mudahan Nopember 2023 ini kondisi sudah kembali normal. Dan Saat ini sejumlah wilayah yang tedampak kekeringan, terutama masyarakat disejumlah wilayah yang mengalami kekurangan air bersih bisa teratasi,” harapnya.
Selain mengakibatkan kekurangan air bersih, juga kekeringan ini mengakibatkan keringnya lahan pertanian yang mengakibatkan terancam gagal tanam dan panen di sejumlah wilayah, seperti di sebagian wilayah Kabupaten Indramayu.
Sekitar 3500 hektar sawah di 3 kecamatan di Indramayu mengalami kekeringan. Wilayah yang terdampak kekeringan adalah Kecamatan Losarang, Kroya dan Kandanghaur.
“Kondisi kekeringan yang telah terjadi sekitar dua bulan terakhir ini, juga mengakibatkan banyak lahan pertanian terancam gagal panen, lantaran petani kesulitan mendapatkan aliran air,” ungkapnya.
Kasan Basari meminta pihak pemerintah provinsi maupun pusat untuk ikut turun tangan membantu petani dalam menangani persoalan kekeringan yang mengakibatkan terancam gagal tanam dan panen.
Bantuan jangka pendek saat ini, menurut Kasan Basari, bisa dalam bantuan pompanisasi atau pipanisasi, sehingga bisa digunakan untuk menarik air dari sumber-sumber yang ada, untuk dialirkan ke area pesawahan yang kekeringan.
“Ini darurat, sehingga bantuan yang bersifat segera dan jangka pendek mungkin bisa segera dilakukan oleh pemerintah. Seperti bantuan pompa atau pipanisasi untuk menarik air dari sumber yang ada, seperti sungai atau mata air lainnya. Ini harus segera,” tegasnya.
Sementara untuk penyediaan infrastruktur yang diperlukan untuk bersifat jangka panjang, pemerintah harus sudah bisa mengantisipasinya dengan infrastruktur pengairan yang bersifat permanen.
“Sehingga saat kekeringan melanda wilayah pertanian seperti sekarang ini, petani tidak lagi dirugikan dengan persoalan gagal tanam atau gagal panen. Pemerintah harus memikirkan kebutuhan ini,” pungkasnya. (muis)