Pemulihan Lahan Kritis Dengan Pendekatan Nilai Ekonomis
ADIKARYA PARLEMEN
BANDUNG, elJabar.com – Sejumlah alasan dan atas nama pemerataan serta pengembangan pembangunan, deforestasi atau alih fungsi lahan hutan kadang sulit untuk dibendung.
Padahal tanpa harus melakukan deforestasi, masih banyak juga area lahan kritis yang saat ini terbengkalai, tak tergarap. Dan berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ratusan ribu hektare lahan kritis disekitar daerah aliran sungai (DAS) Citarum cukup mengkhawatirkan.
Apabila melihat data yang ada, dari luas ratusan ribu hektar lahan kritis tersebut, terbagi dalam dua bagian. Yang masuk dalam kawasan hutan negara seluas 52.426,04 hektare dan yang dikelola oleh warga serta pihak lainnya seluas 147.486,71 hektare.
Jadi total lahan kritis di sekitar DAS Citarum yang tersebar dari Cisanti sampai Muara Gembong ada sekitar 199.794,21 hektare.
Sehingga dari total lahan kritis yang harus diselamatkan di luar kawasan tersebut, Dinas Kehutanan Jabar bertanggung jawab seluas 43.229,95 hektare. Sisanya berada di bawah kewenangan Dinas Perkebunan seluas 1.716,68 hektare dan Dinas Pertanian seluas 83.162,38 hektare.
Dalam upaya penyelamatan kondisi lahan kritis tersebut, Anggota Komisi 2 DPRD Jawa Barat, Mirza Agam, mendukung sejumlah program yang sudah disiapkan dan sedang dilaksanakan oleh Pemprov Jabar melalui dinas terkait. Salah satunya program agroforestri.
“Dalam program ini dilakukan dengan sistem penggunaan lahan yang mengkombinasikan pepohonan dengan tanaman pertanian,” kata Mirza Agam, kepada elJabar.com.
Program agroforestri bisa menjadi salah satu solusi yang bisa diterapkan di tengah masyarakat. Karena selain bisa menyelamatkan lahan kritis, juga memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan.
Namun dalam pengelolaan dan pemberdayaan lahan kritis, kadang sering lupa dengan konsep lingkungan itu sendiri. Lebih banyak porsi pertaniannya, ketimbang penanaman pohon sebagai pelindung atau penyeimbang alam.
Agam yang juga merupakan Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Jabar ini, akan selalu mendukung setiap langkah dan kebijakan positif untuk pembangunan Jawa Barat, termasuk dalam upaya pemulihan lahan kritis disekitar DAS Citarum, yang sekarang sudah masuk perhatian nasional.
“Kita sangat mendukung sejumlah program pemerintah, dalam upaya pemulihan lahan kritis di sekitar DAS Citarum. Ini tidak mudah, sehingga perlu kesadaran dan keseriusan dari semua pihak,” ujarnya.
Dalam upaya mempercepat upaya pemulihan lahan kritis ini, dibutuhkan sinergitas para stakeholder serta dukungan seluruh komponen masyarakat, untuk turut serta dalam upaya pemulihan lahan tersebut.
Ada jutaan pohon yang harus ditanam diatas lahan ratusan ribu hektare itu, sehingga butuh keterlibtana dari seluruh lapisan masyarakat untuk mempercepat penanamannya.
Sementara itu, perencanaan dan koordinasi para stakeholder menurut Mirza Agam, harus terus dilakukan setiap saat. Supaya tidak terjadi salah persepsi dan komunikasi diantara para stakeholder yang terlibat dalam program pemulihan lahan kritis sekitar DAS Citarum.
“Tentu kita semua peduli terhadap kondisi lingkungan. Dan ingat, perlu dijaga koordinasi antara stakeholder. Supaya tidak salah komunikasi. Ini penting demi mempercepat pemulihan lahan kritis di Jawa Barat ini,” sarannya.
Masyarakat yang akan terlibat dalam program ini, perlu diberikan arahan dan sosialisasi. Sehingga masyarakat bisa memahami dan sadar akan pentingnya pemulihan lahan kritis bagi perbaikan kondisi lingkungan.
“Harapannya, tentu saja agar masyarakat bersedia ikut serta secara sadar dalam mendukung dan menerapkan program ini,” pungkasnya. (muis)