Adikarya ParlemenParlemen

Percepatan Pembangunan Infrastruktur Air Jawa Barat

ADHIKARYA PARLEMEN

BANDUNG, elJabar.com – Keberadaan air dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan fisik saja. Namun air merupakan tulang punggung ekonomi, sosial, dan lingkungan yang memang sangat penting.

Dampak dari krisis iklim air sering dirasakan dalam setiap perubahan cuaca yang tidak terduga, hingga penyimpangan curah hujan yang tidak merata. Hal ini menyebabkan adanya periode kekeringan yang panjang dan intensitas suhu yang ekstrem, serta bencana alam hidrometeorologi seperti banjir.

Sehingga Anggota Komisi 4 DPRD Jawa Barat, Prasetyawati, mengapresiasi Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi, yang akan serius dalam membangun infrastruktur air Jawa Barat, dalam upaya memenuhi kebutuhan pengairan, khususnya saat dampak krisis iklim yang dihadapi oleh masyarakat Jawa Barat.

“Kita sangat mengapresiasi rencana Gubernur Dedi Mulyadi yang sangat perhatian terhadap masalah lingkungan. Tentu kita mendorong pemikiran akan pentingnya infrastruktur sumber daya air sebagai sarana kehidupan dasar,” ujar Prasetyawati, kepada elJabar.com.

Prasetyawati menyambut baik rencana program strategis melalui penguatan program pembangunan infrastruktur air tersebut.

Diharapkan program tersebut fokus pada peningkatan akses air bersih dan sanitasi, normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan rehabilitasi waduk, serta pengembangan system irigasi yang efisien.

“Pastinya kita sangat mendukung dalam upaya penguatan program pembangunan infrastruktur air yang akan dilakukan Pemprov Jabar nanti. Ini untuk kebutuhan hidup kita, maka kita wajib mendukung program ini,” tandasnya.

Sebelumnya Pemprov Jabar juga telah menggalakan program Hansip Cai (Tahan dan Simpan Cadangan Air), dengan membangun sumur-sumur resapan.

Program ini merupakan upaya dalam melakukan konservasi air melalui peningkatan area resapan air pada kawasan tutupan lahan yang tinggi di Jawa Barat. Dengan ini air akan lebih banyak teresap ke dalam tanah dan mengurangi risiko terjadinya banjir akibat air limpasan.

Program ini dilaksanakan dengan sistem kolaborasi pentahelix, yang melibatkan pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha dan media dalam mendukung program tersebut.

“Kita semua harus ikut terlibat. Kita mendorong komitmen dan aksi Pemprov Jabar untuk terus berperan aktif dalam menjaga keberlangsungan sumberdaya air dan mengatasi krisis iklim,” pungkasnya. (muis)

Show More
Back to top button