Adikarya ParlemenParlemen

Perhubungan dan Telekomunikasi di Jawa Barat: Tantangan dan Harapan ke Depan

ADHIKARYA PARLEMEN

BANDUNG, elJabar.com — Jawa Barat sebagai salah satu provinsi dengan populasi terbesar di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam bidang perhubungan dan telekomunikasi. Dua sektor ini merupakan tulang punggung pembangunan daerah dan harus mendapat perhatian serius dari seluruh pemangku kebijakan.

Menurut Anggota Komisi 4 DPRD Jawa Barat, Daddy Rohanadi, permasalahan utama dalam sektor perhubungan di Jawa Barat adalah ketimpangan infrastruktur antara wilayah utara dan selatan, serta antara kawasan urban dan pedesaan.

“Pembangunan sering kali terpusat di wilayah utara, seperti Bandung dan Bekasi, sementara wilayah selatan seperti Garut, Tasikmalaya, dan Cianjur masih minim infrastruktur transportasi,” ungkap Daddy Rohanadi, kepada elJabar.com.

Kemacetan lalu lintas di kota-kota besar, seperti Bandung dan Bogor, juga menjadi perhatian serius. Daddy mendorong percepatan integrasi transportasi massal seperti LRT, BRT, dan kereta api regional. “Kita butuh sistem transportasi yang tidak hanya terintegrasi, tapi juga terjangkau dan ramah lingkungan,” tambahnya.

Proyek strategis seperti pembangunan jalan tol Cisumdawu dan pengembangan Pelabuhan Patimban di Subang dinilai sebagai langkah positif. Namun, menurut Daddy, hal ini harus diimbangi dengan pengawasan yang ketat agar tidak menimbulkan masalah sosial baru, seperti penggusuran atau kerusakan lingkungan.

Di sektor telekomunikasi, Daddy menyoroti masih adanya blank spot di sejumlah daerah terpencil di Jawa Barat. Ia menegaskan bahwa digitalisasi bukan hanya kebutuhan, tetapi juga hak warga negara.

“Di era digital seperti sekarang, akses internet bukan lagi sekadar fasilitas, melainkan kebutuhan pokok. Masyarakat dan anak-anak sekolah di pelosok pun butuh internet untuk belajar, untuk mengakses informasi perkembangan dunia,” ujarnya.

Daddy mengapresiasi program pemerintah pusat yang bekerja sama dengan provider seluler untuk membangun infrastruktur BTS (Base Transceiver Station), namun ia menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota agar pembangunan berjalan efisien dan tepat sasaran.

Ia juga menyoroti pentingnya literasi digital sebagai bagian dari pembangunan telekomunikasi.

“Percuma ada sinyal kalau masyarakat tidak paham cara memanfaatkannya. Edukasi digital harus masuk ke desa-desa,” tegasnya.

Untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut, Daddy menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Pembangunan perhubungan dan telekomunikasi harus dilakukan dengan semangat kolaboratif. Pemerintah harus jadi fasilitator dan regulator yang bijak,” kata Daddy.

Ia juga berharap adanya sinergi lintas sektor, termasuk dalam hal pendanaan. Jangan semuanya dibebankan ke APBD. Pemerintah harus kreatif menggandeng investor, tanpa mengorbankan kepentingan public.

Daddy Rohanadi mengajak seluruh pihak untuk menjadikan perhubungan dan telekomunikasi sebagai prioritas pembangunan di Jawa Barat.

“Kalau akses fisik dan digital bisa merata, maka ekonomi rakyat akan tumbuh, pendidikan akan lebih baik, dan ketimpangan bisa dikurangi. Jawa Barat punya potensi besar, tinggal bagaimana kita mengelolanya bersama-sama,” pungkasnya. (muis)

Show More
Back to top button