Nasional

Pertama di Indonesia, Frisian Flag Indonesia Luncurkan ‘Dairy Village’ Independen

CIATER, eljabar.com — PT Frisian Flag Indonesia (FFI) membuktikan komitmen jangka panjangnya dalam menjawab tantangan peternakan sapi perah sekaligus untuk memberdayakan peternak sapi perah lokal Indonesia melalui peluncuran Desa Susu (Dairy Village), peternakan sapi perah independen modern dan berkelanjutan pertama di Indonesia, yang dilaksanakan di Ciater, Jawa Barat, Selasa (11/12/2018).

Tampak dalam foto adalah (dari kiri ke kanan) Counsellor for Agriculture, Embassy of the Kingdom of the Netherland, Louis Beijer; Ketua Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU), Dedi Setiadi; dan Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia (FFI), Maurits Klavert yang sedang menandatangani prasasti peresmian Dairy Village. Penandatanganan ini menunjukkan bentuk kemitraan strategis antara FFI dengan KPSBU dan Pemerintah Belanda dalam membangun Dairy Village sebagai peternakan sapi perah modern yang mandiri dan berkelanjutan pertama di Indonesia. (foto: Ist.)
Tampak dalam foto adalah (dari kiri ke kanan) Counsellor for Agriculture, Embassy of the Kingdom of the Netherland, Louis Beijer; Ketua Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU), Dedi Setiadi; dan Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia (FFI), Maurits Klavert yang sedang menandatangani prasasti peresmian Dairy Village. Penandatanganan ini menunjukkan bentuk kemitraan strategis antara FFI dengan KPSBU dan Pemerintah Belanda dalam membangun Dairy Village sebagai peternakan sapi perah modern yang mandiri dan berkelanjutan pertama di Indonesia. (foto: Ist.)

Dairy Village, yang dibangun berdasarkan kerja sama antara FFI dan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, Jawa Barat, yang lahannya disewakan oleh PTPN VIII, juga mencerminkan dukungan terhadap perusahaan dari Pemerintah Indonesia dalam memenuhi swasembada susu pada 2025. Acara peluncuran ini dihadiri oleh Ketua Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, Dedi Setiadi, perwakilan dari Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kementerian Perindustrian, serta Kedutaan Belanda.

Pemerintah Indonesia menargetkan untuk mencapai 40% dari kebutuhan susu domestik pada tahun 2025. Demi mencapai target tersebut, pemerintah Indonesia telah mengembangkan cetak biru untuk menumbuhkan industri susu di Indonesia, yang menargetkan untuk meningkatkan konsumsi susu dari 10 L/kapita pada tahun 2009 menjadi 23 L/kapita pada tahun 2025, meningkatkan populasi sapi perah menjadi minimum delapan ekor per peternak sapi perah, meningkatkan produksi susu hingga 20 liter/ekor/hari, dan pada akhirnya, meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah lokal. Didirikannya Dairy Village merupakan upaya FFI untuk berkontribusi pada pencapaian target pemerintah, yang juga menjadi contoh konkrit dari pilar ketiga proyek FDOV Perusahaan, ‘Sustainable Welfare’ atau Peningkatan Kesejahteraan, yang disponsori oleh Pemerintah Belanda.

Tampak dalam foto adalah (dari kiri ke kanan) Counsellor for Agriculture, Embassy of the Kingdom of the Netherland, Louis Beijer; Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna; Ketua KPSBU, Dedi Setiadi; dan Presiden Direktur FFI, Maurits Klavert dalam prosesi penyerahan cenderamata kepada Kabupaten Bandung Barat. (foto: Ist.)
Tampak dalam foto adalah (dari kiri ke kanan) Counsellor for Agriculture, Embassy of the Kingdom of the Netherland, Louis Beijer; Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna; Ketua KPSBU, Dedi Setiadi; dan Presiden Direktur FFI, Maurits Klavert dalam prosesi penyerahan cenderamata kepada Kabupaten Bandung Barat. (foto: Ist.)

Counsellor for Agriculture dari Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, Louis Beijer mengatakan, “Pemerintah Belanda mendukung setiap inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak di Indonesia. Peternak sapi perah telah menjadi salah satu fokus kami. Kami telah membangun kemitraan strategis dengan Frisian Flag Indonesia melalui dukungan FrieslandCampina selama lebih dari 95 tahun dan melalui dukungan pilar “Sustainable Welfare” dari proyek FDOV. Kami optimis bahwa pendirian Dairy Village akan membuka peluang baru bagi pertumbuhan industri susu dan masa depan peternakan sapi perah Indonesia.”

KIRI KE KANAN: 1. Frida Chalid, Legal & Regulatory Affairs Director FFI, 2. Teguh Boediyana, Staff Khusus Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 3. Triasih, Kepala Balai Inseminasi Buatan Lembang, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Peternakan, 4. Dewi Sartika, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Propinsi Jawa Barat, 5. Sri Megawati, HR Director FFI, 6. Louis Beijer, Counsellor for Agriculture, Embassy of the Kingdom of the Netherland, 7. Maurits Klavert, Presiden Direktur FFI, 8. Yelita Basrie, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Susu, 9. Dedi Setiadi, Ketua Koperasi Peternak Susu Bandung Utara, 10. Abdul Rochim, Direktur Minuman dan Tembakau, Direktorat Jendral Industri Agro, Kementerian Perindustrian, 11. Ir. Javi Alzagladi - Asisten Deputi Peternakan dan Perikanan Kemenko bidang Perekonomian, 12. Asep Nuroni S.Sos, MM., Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Subang, 13. Vedavyas Vemuri, Director of Operations FFI, 14. Andrew F. Saputro, Corporate Affairs Director FFI. Sedang melakukan Milk Toast sebagai bentuk dukungan kepada peternak sapi perah dari berbagai pihak. Melalui Dairy Village, diharapkan para peternak bisa memiliki lebih banyak sapi perah serta mendapatkan pembelajaran dan pengawasan yang berkelanjutan serta berkesinambungan, yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka, sehingga ke depannya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui industri persusuan tanah air. (foto: Ist.)
KIRI KE KANAN: 1. Frida Chalid, Legal & Regulatory Affairs Director FFI, 2. Teguh Boediyana, Staff Khusus Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 3. Triasih, Kepala Balai Inseminasi Buatan Lembang, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Peternakan, 4. Dewi Sartika, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Propinsi Jawa Barat, 5. Sri Megawati, HR Director FFI, 6. Louis Beijer, Counsellor for Agriculture, Embassy of the Kingdom of the Netherland, 7. Maurits Klavert, Presiden Direktur FFI, 8. Yelita Basrie, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Susu, 9. Dedi Setiadi, Ketua Koperasi Peternak Susu Bandung Utara, 10. Abdul Rochim, Direktur Minuman dan Tembakau, Direktorat Jendral Industri Agro, Kementerian Perindustrian, 11. Ir. Javi Alzagladi – Asisten Deputi Peternakan dan Perikanan Kemenko bidang Perekonomian, 12. Asep Nuroni S.Sos, MM., Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Subang, 13. Vedavyas Vemuri, Director of Operations FFI, 14. Andrew F. Saputro, Corporate Affairs Director FFI.
Sedang melakukan Milk Toast sebagai bentuk dukungan kepada peternak sapi perah dari berbagai pihak. Melalui Dairy Village, diharapkan para peternak bisa memiliki lebih banyak sapi perah serta mendapatkan pembelajaran dan pengawasan yang berkelanjutan serta berkesinambungan, yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka, sehingga ke depannya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui industri persusuan tanah air. (foto: Ist.)

Presiden Direktur FFI, Maurits Klavert mengatakan dalam pidatonya, “Dairy Village dibangun sebagai proyek percontohan peternakan sapi perah independen untuk mengatasi tantangan peternakan sapi perah lokal. Lahan peternakan ini ditujukan khusus untuk peternak sapi perah lokal dan akan dikelola langsung oleh Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang melalui kerjasama erat dengan FFI. Desa perah ini juga merupakan bentuk peningkatan kemitraan strategis yang telah berlangsung selama lebih dari 20 tahun dengan peternak sapi perah di Lembang. Kami berkeinginan untuk tumbuh lebih kuat bersama-sama melalui upaya pemberdayaan peternak sapi perah secara berkelanjutan dengan tujuan meningkatkan kapasitas dan kemampuan mereka dalam menghasilkan susu dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi, melalui konsep Dairy Village.”

Di Dairy Village, peternak sapi perah KPSBU Lembang akan mempelajari praktik peternakan sapi perah yang baik secara intensif, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi susu perah. Lebih penting lagi, keberadaan Dairy Village dapat membantu peternak sapi perah meningkatkan keterampilan manajerial mereka, sehingga para peternak dapat menjadi pengusaha sukses dalam peternakan sapi perah sebagai bukti nyata di masa depan.”

Tampak dalam foto adalah Maurits Klavert, Presiden Direktur FFI bersama beberapa tamu undangan dalam acara Peresmian Dairy Village yang sedang mengunjungi lokasi kandang. Di Dairy Village, para peternak sapi perah dapat meningkatkan keterampilan manajerial, menjalankan praktik peternakan sapi perah yang baik, sehingga para peternak dapat menjadi pengusaha sukses dalam peternakan sapi perah. (foto: Ist.)
Tampak dalam foto adalah Maurits Klavert, Presiden Direktur FFI bersama beberapa tamu undangan dalam acara Peresmian Dairy Village yang sedang mengunjungi lokasi kandang. Di Dairy Village, para peternak sapi perah dapat meningkatkan keterampilan manajerial, menjalankan praktik peternakan sapi perah yang baik, sehingga para peternak dapat menjadi pengusaha sukses dalam peternakan sapi perah. (foto: Ist.)

“Kami bersyukur dapat menyaksikan bagaimana kerja sama kami dengan FFI telah tumbuh ke tingkat yang lebih tinggi. Dairy Village adalah inisiatif dari FFI yang tidak hanya akan memberdayakan para peternak sapi perah kami, tetapi juga membawa inovasi yang akan mendorong peternak sapi perah untuk menerapkan praktik peternakan sapi perah yang baik dalam bisnis mereka,” ungkap Ketua KPSBU Dedi Setiadi dalam peluncuran Dairy Village.

Selain memberikan pelatihan intensif mengenai praktik peternakan yang baik, Dairy Village juga menawarkan beberapa manfaat bagi anggota koperasi yang bergabung di Dairy Village. Dengan menjadi anggota, para peternak bisa mendapat pinjaman dari bank mitra untuk membeli sapi. Selain itu, anggota koperasi yang menempatkan sapi mereka di Dairy Village memiliki kesempatan untuk memiliki saham Dairy Village hingga 25%, syarat dan ketentuan berlaku. Dengan hadirnya Dairy Village diharapkan dapat menaikkan pendapatan peternak sebesar Rp. 400.000/sapi/bulan dari Rp. 500.000/sapi/bulan menjadi Rp. 900.000/sapi/bulan setelah 5 tahun.

Tampak dalam foto adalah para peternak sapi perah yang tergabung dalam Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) yang sedang mengikuti acara Peresmian Dairy Village hari ini. Dalam foto juga menggambarkan beberapa area lokasi Dairy Village yang diperuntukan untuk peternak sapi perah KPSBU Lembang yang akan mempelajari praktik peternakan sapi perah yang baik secara intensif, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi susu perah. (foto: Ist.)
Tampak dalam foto adalah para peternak sapi perah yang tergabung dalam Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) yang sedang mengikuti acara Peresmian Dairy Village hari ini. Dalam foto juga menggambarkan beberapa area lokasi Dairy Village yang diperuntukan untuk peternak sapi perah KPSBU Lembang yang akan mempelajari praktik peternakan sapi perah yang baik secara intensif, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi susu perah. (foto: Ist.)

“Melalui Dairy Village, kami ingin mendukung peternak sapi perah dengan pembelajaran dan pengawasan yang berkelanjutan dan berkesinambungan, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, sehingga dalam jangka panjang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tutup Maurits. *red

Show More
Back to top button