Nasional

Petani di Sumenep Dapat Bantuan Alsintan Dari Ketua Banggar DPR RI

SUMENEP, eljabar.com – Petani di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mendapat bantuan berupa Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dari ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

“Adapun yang mendapat bantuan Alsintan tersebut tersebar di 26 desa, yakni 100 traktor dan pompa air. Pemberian bantuan itu diberikan langsung oleh Ketua Banggar DPR RI, M.H. Said Abdullah, di balai penyuluhan pertanian Kecamatan Manding, pada hari Senin tanggal 03 Januari 2022.

Penyerahan bantuan tersebut diberikan secara seremonial oleh Ketua Bangga DPR RI dan didampingi Bupati Sumenep Achmad Fauzi, dan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahourtbun) Sumenep Arif Firmanto.

Said Abdullah mengungkapkan bahwa bantuan yang diberikan itu sudah dijalani sejak tahun 2010 lalu, khusus untuk masyarakat Madura.

“Seingat saya, sejak Bupati Busyro Karim mulai tahun 2010, minimal saya berikan 50 hingga 70 bantuan. Tahun ini 100 bantuan saya salurkan, hampir setiap tahun,” ungkapnya.

Menurut dia setiap tahun tiap Kabupaten yang ada di Madura pasti mendapatkan bantuan mesin untuk pertanian.

“Kalau untuk saya datang ke sini, khusus. Saya salurkan se Madura, walaupun jumlahnya berbeda, hanya untuk Sumenep 100,” tambahnya.

Secara teknis, lanjut Said bantuan itu diberikannya tanpa masyarakat melakukan pengajuan untuk mendapatkan mesin pertanian itu.

“Ini kan berbeda, kalau mereka lewat dinas semuanya birokratis. Tapi karena ini khusus permintaan saya ke Menteri Pertanian, maka bentuknya langsung hibah memotong mata rantai birokrasi,” jelasnya.

Sedangkan tujuan bantuan tersebut Kata Said untuk lebih memudahkan petani, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan pada penerima manfaat.

“Itu saja kok, sederhana. Karena memang masyarakat atau petani kita sangat membutuhkan,” tambahnya.

Said mengatakan jika fakta di bawah, banyak Bupati yang masih berteriak. Dia menyebut, Kabupaten Sumenep sendiri masih perlu 4.900 bantuan mesin pertanian.

“Nah, kalau hanya setiap hari 100 bantuan mesin untuk pertanian, ya sampai kuda makan besi tidak akan kelar-kelar nasib petani kita,” ujarnya.

Disisi lain pihaknya juga mengaku, bahwa terkait ketersediaan air, pihaknya telah mencoba mengajukan dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK). Setidaknya, lanjutnya, embung-embung setiap Kecamatan minimal ada tiga.

“Bahkan kami mencoba, problem air ini kan semata-mata embung. Problemnya adalah semakin lama lingkungan kita rusak. Kita tidak ingin anak cucu kita dengan lingkungan yang buruk akan merasakan dampaknya,” paparnya.

Dia menguraikan, emisi (pancaran) gas rumah kaca di Indonesia sudah menyumbang untuk dunia hampir 2 persen. Oleh karena itu, DAK tahun depan telah digagas per Kabupaten/Kota selain embung yang masuk DAK, akan mendapatkan alokasi dana 1 miliar untuk penghijauan.

“Karena yang paling pokok kalau embung dimana-mana, kemudian pada saat yang sama pohon ditebang dimana-mana, embungnya nggak guna juga,” tutupnya. (ury)

Show More
Back to top button