Sumedang,eljabar.com — Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman menyampaikan potensi dan pembangunan bio production Kabupaten Sumedang. “Hari ini saya berbagi dengan teman Universitas Padjajaran dan komunitas Internasional terkait dengan Colloquium on Youth, Environment, and Sustainability 2023,” kata Pj Bupati Herman saat menjadi narasumber pada kegiatan The 2nd International Colloquium on Youth, Environment, and Sustainability 2023 secara virtual di Gedung Negara, Rabu (15/11/2023).
Menurut Herman, salah satu potensi Kabupaten Sumedang adalah agrobisnis. Bio production ini sangat penting untuk menjamin keberlanjutan di Sumedang karena berkaitan dengan ketahanan pangan. “Pertanian, perternakan dan kehutanan sangat berkaitan erat dengan keberlanjutan kehidupan,” jelasnya.
Sumedang, terang Herman, merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang mempunyai potensi di bidang pertanian dan sistem bioproduksi lainnya. Apalagi secara umum klimatologi, hidrologi dan ekologi di sumedang mendukung sektor ini. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2038 disebutkan, tujuan penataan ruang Kabupaten Sumedang adalah untuk mewujudkan kawasan agrobisnis.
“Sektor pertanian sebagai penopang perekonomian daerah di Sumedang. Aa beberapa komoditas penting dan unggulan di Sumedang adalah padi, ubi cilembu, mangga gedong gincu, kopi dan berbagai macam buah dan sayur lainnya,” kata Herman.
Tantangan bioproduksi berkelanjutan di Kabupaten Sumedang adalah faktor bencana dan perubahan iklim. Dengan rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2.570 mm, tanah longsor merupakan bencana yang paling sering terjadi. “Kerentanan dan risiko ini sangat dipengaruhi oleh faktor infrastruktur dan permasalahan sosial ekonomi di sektor pertanian. Sehingga kita harus memiliki beberapa program dan kegiatan prioritas untuk mengatasinya, yaitu membangun infrastruktur yang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim, pemberdayaan masyarakat untuk memiliki keterampilan untuk diversifikasi mata pencaharian, pendidikan dan pelatihan untuk menghadapi bencana, pelestarian lingkungan, serta pengembangan teknologi, “jelasnya.
Dikatakan Herman, digitalisasi merupakan sistem pendukung dan seluruh program dan kegiatan harus dipastikan tertuang dalam dokumen perencanaan dan penganggaran. “Hal ini merupakan salah satu terobosan pemerintah Kabupaten Sumedang untuk membangun ketahanan dan keberlanjutan sektor pertanian dan sistem bioproduksi lainnya,” jelasnya.
Dalam mewujudkan semua ini Herman menyebutkan perlu adanya kolaborasi dengan pemangku kepentingan lain seperti akademisi, dunia usaha, masyarakat, dukungan pemerintah pusat dan provinsi serta media.
“Kami berharap penelitian mengenai sistem pertanian atau bioproduksi di Kabupaten Sumedang dapat terus berlanjut. Kami juga berterimakasih kepada para akademisi dan peneliti yang telah melakukan penelitian di bidang pertanian sehingga dapat membantu kita mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” katanya. [*]