Potensi Besar Sektor Perikanan di Jawa Barat: Fokus Revitalisasi, Ekonomi Biru, dan PAD

ADHIKARYA PARLEMEN
BANDUNG, elJabar.com — Sektor perikanan dan kelautan di Jawa Barat menyimpan potensi ekonomi yang belum tergarap secara optimal.
Sehingga menurut Wakil Ketua Komisi 2 DPRD Jawa Barat, Lina Ruslinawati, perlunya revitalisasi fasilitas, perluasan dengan pendekatan ekonomi biru, dan integrasi skema pengelolaan berbasis hak nelayan.
Pentingnya revitalisasi ini terlihat nyata di lapangan. Misalnya, UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan (PAPLWS) di Pangandaran menurut Lina Ruslinawati, memerlukan pembenahan segera.
“Karena fasilitas seperti mess karyawan dan ruang rapat tidak layak, menahun sejak enam tahun yang lalu dan mengalami kontraksi karena refocusing anggaran selama pandemic,” ungkap Lina Ruslinawati, kepada elJabar.com.
Selain itu, Lina Ruslinawati juga menyoroti pentingnya memanfaatkan blue economy — sinergi sosial-ekonomi dan lingkungan laut. Pemprov perlu menyusun rencana tata ruang laut terintegrasi dengan perizinan usaha agar pengelolaan laut sesuai zonasi dan mencegah overfishing.
Pendekatan berbasis hak panen juga memberikan jaminan stabilitas bagi nelayan sekaligus meningkatkan produktivitas wilayah.
“Dengan pengaturan seperti ini, menjadikan para nelayan sebagai salah satu pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan perikanan. Mendorong pengelolaan yang baik, dan meningkatkan produktivitas,” ujarnya.
Lebih lanjut, Lina juga menyerukan percepatan restorasi mangrove di pesisir Jawa Barat sebagai bentuk konservasi dan komitmen pada kelestarian lingkungan. Ia mengajak penerapan ekonomi sirkular untuk mengendalikan sampah di laut, dengan target meningkatkan pelayanan dasar di wilayah pesisir agar kualitas hidup masyarakat dan daya tarik wisata tetap terjaga.
Sementara itu, dari sekian banyak potensi perikanan di Jawa Barat, budidaya udang vaname pernah menjadi andalan ekonomi daerah, seperti Cibalong (Garut) dan Karawang. Namun kini mengalami kemunduran signifikan karena kolam tidak produktif, kerusakan infrastruktur, dan penurunan produktivitas.
“Oleh karena itu, kita mendorong pemprov untuk merestrukturisasi kembali budidaya udang dengan perbaikan kolam dan pasokan benih berkualitas dari UPTD, diharapkan masa kejayaan dapat dikembalikan sekaligus mendongkrak PAD,” harapnya.
Sementara itu, di wilayah seperti Sukabumi, Lina juga mendorong peningkatan komoditas perikanan lokal agar nelayan pesisir dan air payau memperoleh manfaat ekonomi yang merata. Di Karawang, perhatian juga tercurah pada perbaikan produktivitas budidaya bandeng yang terkendala oleh kualitas air dan teknologi budidaya .
Lina Ruslinawati, secara konsisten mendorong strategi revitalisasi menyeluruh. Mulai perbaikan fasilitas, penerapan blue economy, pembaruan industri budidaya udang dan bandeng, hingga konservasi lingkungan pesisir.
“Harapannya, sektor perikanan dapat kembali menjadi pilar penting PAD, dengan multiplikasi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat pesisir, terutama saat produk unggul seperti udang vaname berada dalam musim kebangkitan,” ujarnya.
Menurut Lina, keberhasilan sektor perikanan dan kelautan Jabar bukan sekadar target ekonomi, tetapi juga refleksi keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan.
“Dengan kolaborasi antara DPRD, Pemprov, nelayan, budidaya petani, dan masyarakat pesisir, potensi besar ini dapat diwujudkan dalam bentuk nyata,” pungkasnya. (muis)