Potensi Peternakan di Jawa Barat: Optimisme dan Tantangan

ADHIKARYA PARLEMEN
BANDUNG, elJabar.com — Jawa Barat (Jabar) terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan sektor peternakan sebagai pilar ketahanan pangan dan perekonomian daerah. Dengan berbagai potensi alam dan dukungan kebijakan, Jabar bertekad menjadi pusat produksi peternakan terkemuka di Indonesia pada tahun 2025.
Jabar memiliki keunggulan dalam sektor peternakan, terutama dalam produksi daging sapi, domba, ayam ras pedaging, dan susu sapi. Sebagai contoh, Jabar menyumbang lebih dari 63% dari total produksi daging domba nasional, menjadikannya sebagai produsen utama daging domba di Indonesia .
Selain itu, Jabar juga dikenal dengan keberagaman plasma nutfah lokal, seperti sapi Pasundan, domba Garut, ayam Pelung, dan itik Pajajaran.
“Keberagaman ini menjadi modal penting dalam pengembangan peternakan berbasis sumber daya lokal,” ujar Wakil Ketua Komisi 2 DPRD Jawa Barat, Lina Ruslinawati, kepada elJabar.com.
Pada tahun 2024, produksi daging ternak di Jabar mencapai 76.287.198,67 kilogram, meningkat dari 72.444.882,68 kilogram pada tahun 2022 . Namun, sektor peternakan masih menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan daging sapi lokal. Kebutuhan daging sapi di Jabar mencapai 198.142 ton, sementara ketersediaan lokal baru mencapai 12,55% atau sekitar 24.878 ton.
Provinsi Jawa Barat perlu menyusun strategi penguatan pangan berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Sehingga” kita menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, peternak, dan sektor swasta dalam mengembangkan sektor peternakan. Sinergisitas ini diperlukan untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan potensi yang ada secara optimal,” bebernya.
Dengan berbagai potensi dan upaya yang dilakukan, Jabar harus optimis dapat mencapai target menjadi produsen susu sapi tertinggi di Indonesia dalam lima tahun ke depan.
Hal ini sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk menjadikan sektor peternakan sebagai pilar utama dalam ketahanan pangan dan perekonomian daerah.
“Maka keterlibatan aktif dari semua pihak, termasuk legislatif, eksekutif, peternak, dan masyarakat, sangat diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut. Dengan sinergi yang kuat, Jabar dapat mengatasi tantangan dan memanfaatkan potensi sektor peternakan secara maksimal,” pungkasnya. (muis)