Potensi Setiap Daerah, Harus Menjadi Dasar Penyesuaian Pembangunan Regional
ADIKARYA PARLEMEN
BANDUNG, elJabar.com — Pembangunan kawasan tiap region di wilayah Indonesia, selain memiliki sumber daya dan kondisi geografi yang berbeda- beda, juga menghadapi masalah yang berbeda dalam pengembangan dan pembangunannya.
Maka untuk kepentingan pengembangan dan pembangunan regional yang mendukung pembangunan nasional, menurut Angota Komisi 4 DPRD Jabar, H. Kasan Basari, wajib dilakukan studi, penelitian dan analisis geografi secara mendalam terlebih dahulu.
“Penting, studi ini untuk memberikan jaminan terhadap pemanfaatan ruang secara tepat guna, dalam menciptakan hasil dengan manfaat yang maksimal,” ujar Kasan Basari, kepada elJabar.com.
Permasalahan ini sudah menjadi dasar dalam perencanaan pengembangan dan pembangunan kependudukan di Indonesia. Pembangunan kependudukan yang terungkap dalam kebijakan kependudukan, bukan hanya berkenaan dengan keluarga berencana saja. Melainkan juga terkait dengan peningkatan kualitas pendidikan, ketenagakerjaan, keahlian dan kepemimpinan.
Dalam menerapkan kebijakan regional harus menerapkan pendekatan yang berbeda, sesuai dengan kondisi geografi dan sesuai dengan masalah yang dihadapinya. Asas adil dan merata yang diterapkan dalam pembangunan nasional, juga diterapkan dalam pembangunan regional.
“Setiap daerah memiliki kesempatan yang sama dalam pembangunan, tentunya dengan modal dasar dan factor dominan. Dengan demikian, pembangunan regional harus disesuaikan dengan kondisi pada daerah bersangkutan,” paparnya.
Ada tiga tahapan kebijakan yang harus dilaksanakan dalam pembangunan regional. Yaitu, pra-pembangunan, proses pembangunan, dan pasca pembangunan.
Dalam melaksanakan pembangunan dan kebijakan pembangunan regional, tahap pra-pembangunan wajib melakukan penelitian, yang dimulai dengan identifikasi modal dasar apa yang dimiliki oleh suatu region yang bersangkutan.
Kemudian faktor dominan apa yang melandasinya dan masalah-masalah apa yang menjadi hambatan, sehingga strategi apa yang harus dilakukan.
“Maka ketiga tahapan hal pokok tersebut wajib ditelaah secara mendalam, demi keberhasilan pelaksanaan pembangunan,” ujarnya.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi dalam pembangunan regional. Maka modal dan faktor yang ada, dianalisis dan dirumuskan menjadi aspek-aspek geografi yang dapat diteliti bagi kepentingan perancangan, perencanaan dan pembangunan regional serta nasional.
“Sejumlah aspek tersebut merupakan modal dasar dan faktor dominan bagi pengembangan industri, pemukiman dan daerah perdagangan. Namun sektor manakah yang paling sesuai, dan pada lokasi mana dari region itu yang paling cocok untuk dikembangkan,” jelasnya,
Tahapan proses perencanaan pembangunan harus dikaitkan dengan orientasi untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Maka dalam pelaksanaan pembangunan regional diperlukan perencanaan yang tepat, agar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Perencanaan pembangunan yang ideal untuk dilaksanakan, tentunya memenuhi beberapa dimensi, yaitu dimensi substansi. Yakni, rencana pembangunan yang disusun dari sisi materinya harus sesuai dengan aspirasi dan tuntutan yang berkembang di masyarakat.
Kemudian dimensi proses, yaitu proses penyusunan rencana pembangunan yang dilaksanakan memenuhi kriteria scientific, memenuhi kaidah keilmuan atau rational dan demokrasi dalam pengambilan keputusan.
Sedangkan yang terakhir dimensi konteks, artinya rencana pembangunan yang telah disusun benar-benar didasari oleh niat untuk mensejahterakan masyarakat. Bukan didasari oleh kepentingan-kepentingan subjektif tertentu.
“Kebijakan yang diambil dalam pembangunan regional, harus benar-benar didasarkan pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (muis)