Adikarya ParlemenParlemen

Prioritaskan Integrasi dan Kualitas Kemantapan Jalan Daerah 

ADIKARYA PARLEMEN

BANDUNG, elJabar.com — Kondisi jalan nasional di Indonesia saat ini cukup baik tingkat kemantapannya. Meskipun begitu, perlu sedikit upaya agar mencapai kemantapan maksimal pada tahun 2022 ini.

Posisi jalan nasional memang mempunyai peran yang vital dalam melayani pergerakan nasional. Karena untuk mengoptimalkan peran Pusat Kegiatan Nasional, memang memerlukan dukungan jalan nasional.

Untuk mengantisipasi kerusakan jalan harus dipertimbangkan pada saat perencanaan dan konstruksi. Pembangunan jalan baru harus mempertimbangkan umur rencana (design life) yang lebih lama, serta mampu menahan beban dan pengaruh cuaca.

Disamping itu, diperlukan pemeliharaan secara berkala agar kemantapan jalan nasional tetap terjaga. Akan tetapi, kondisi ini belum dirasakan pada jalan daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Karena kemantapan jalan merupakan kunci dalam menjamin kelancaran mobilitas orang dan barang yang akan berpengaruh terhadap efisiensi waktu dan biaya, kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.

Seperti yang kita tahu, jalan merupakan sebuah sistem jaringan yang terstruktur dan terintegrasi satu sama lain. Kemantapan jalan daerah penting untuk mendukung fungsi jalan nasional dengan menghubungkan daerah-daerah pusat kegiatan wilayah.

Anggota Komisi 4 DPRD Jawa Barat, Kasan Basari, salah satu contoh buruknya jalan daerah adalah terganggunya kegiatan logistik. Integrasi jalan nasional dan jalan daerah sangat penting untuk keberlangsungan kegiatan industry.

“Dimana jalan daerah melayani pusat bahan mentah dan produksi. Sedangkan jalan nasional melayani kota-kota besar sebagai pusat perdagangan, serta outlet-outlet logistik seperti pelabuhan,” ujar Kasan Basari, kepada elJabar.com.

Terhambatnya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pengolahan dapat mengganggu ‘supply chain’ pada sistem logistik secara keseluruhan.

Sehingga antisipasi kerusakan jalan sudah harus dipertimbangkan pada saat perencanaan dan konstruksi. Pembangunan jalan baru harus mempertimbangkan umur rencana (design life) yang lebih lama, serta mampu menahan beban dan pengaruh cuaca.

“Saya mengamati, bahwa design life jalan selama ini relatif pendek, yaitu hanya pada kisaran 10 tahun. Antisipasi sejak masa konstruksi dapat mengurangi resiko kerusakan jalan dalam jangka pendek,” katanya.

Perbaikan jalan yang dilakukan terus menerus akibat rusaknya jalan dalam jangka waktu pendek, tentu akan memakan biaya yang lebih besar. Sehingga antisipasi terhadap kerusakan jalan sejak proses konstruksi perlu dilakukan, agar dapat menghemat biaya perawatan jalan.

Oleh karena itu preservasi perkerasan jalan merupakan pendekatan pro-aktif dalam mempertahankan kondisi jaringan jalan yang ada. Penerapannya memungkinkan mengurangi pelaksanaan proyek-proyek rehabilitasi dan rekonstruksi yang mahal, lama dan mengganggu kelancaran lalu lintas.

Maka dengan menerapkan kegiatan preservasi secara tepat waktu, pembina jalan dapat menyediakan kinerja pelayanan jaringan jalan, dengan mobilitas yang tinggi, keselamatan jalan yang lebih baik, penurunan kemacetan, serta perkerasan yang lebih baik dan berumur lebih panjang.

“Ini seharusnya menjadi tujuan yang harus dicapai dari kegiatan preservasi perkerasan jalan. Termasuk jalan daerah,” tandasnya.

Program preservasi perkerasan jalan pada dasarnya terdiri dari tiga komponen, yaitu : pemeliharaan preventif, rehabilitasi minor/non-struktural dan beberapa kegiatan pemeliharaan rutin lainnya.

Suatu program preservasi perkerasan jalan yang efektif akan memberikan beberapa manfaat, yaitu mempreservasi dana investasi pada jaringan jalan yang dibangun, meningkatkan kinerja pelayanan perkerasan, menjamin efisiensi pengalokasian dana pembiayaan jalan serta memperpanjang umur pelayanan perkerasan jalan.

“Tentu saja, preservasi ini untuk memperpanjang umur jalan. Juga untuk mengurangi hambatan perjalanan, meningkatkan mobilitas pergerakan orang dan barang, serta meningkatkan keselamatan perjalanan,” pungkasnya. (muis)

Show More
Back to top button