Pemerintahan

Replika Gading Gajah dan Kura-kura Purba Akan Segera Dipajang di Gedung PPS

Sumedang,eljabar.com — Pemerintah Kabupaten Sumedang berencana membuat replika Gading Gajah dan Kura-kura Purba yang fosilnya ditemukan di Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo beberapa tahun lalu.

Kedua replika tersebut akan dipajang di kantor gedung Setda, Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS). Sementara di Jembarwangi akan dibangun _Site Museum_ (museum yang lokasinya berada pada lokasi ditemukannya koleksi).

Demikian dikatakan Wakil Bupati Sumedang H Erwan Setiawan usai menerima jajaran Museum Geologi Bandung di Ruang Rapat Kareumbi, PPS, Selasa (25/7).

“Di Jembarwangi nanti akan ada _Site Museum_. Jadi kedua gading gajah dan kura-kura purba yang aslinya akan ditempatkan di sana. Di PPS akan dibuatkan replika yang menyerupai aslinya,” ujarnya.

Dengan demikian, diharapkan masyarakat bisa melihat langsung dari dekat peninggalan bersejarah tersebut.

“Supaya masyarakat tahu bahwa di Sumedang ada kehidupan zaman purbakala. Ini bisa dijadikan wisata geologi di Kabupaten Sumedang,” paparnya.

Wabup menyebut, dirinya terus mengikuti proses penemuan fosil-fosil tersebut, termasuk ketika pembukaan boks peti yang berisi fosil sampai diserahkan ke Museum Geologi Bandung untuk diteliti lebih lanjut.

“Alhamdulillah proses rekontruksi kedua fosil tersebut telah selesai dan akan segera dikembalikan ke Pemda Sumedang,” ujarnya.

Wabup menerangkan, di Kabupaten Sumedang ada Perda nomor 7 Tahun 2015 tentang Struktur Bangunan dan Kawasan Cagar Budaya dimana di dalamnya mencakup pelestarian fosil tersebut.

“Kami akan segera tindak lanjuti aksi di lapangannya berupa Perbub untuk Juklak,
Juknisnya bagaimana kita melindungi fosil-fosil purbakala mencapai lebih dari 1,5 juta tahun itu,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Museum Geologi Bandung Isnu Hajar Sulistyawan menerangkan tentang standar keamanan _Site Museum_ Jembarwangi.

” Untuk pengamanan fosil-fosil _side museum_ di Jembarwangi, kita mengandalkan dari kekuatan masyarakat setempat. Jadi kesadaran masyarakat terhadap perlindungan kepada museum ini tentunya akan menjadi garda utama, baik dari sisi fisik maupun dari bagaimana material-material tersebut agar tidak dimiliki pihak lain,” ucapnya.

Ia mengaku senang karena kesadaran masyarakat Jembarwangi untuk melindungi fosil-fosil sudah meningkat. Ada perubahan paradigma dari yang tadinya memperjualbelikan sekarang sudah lebih kepada mengkonservasi.

“Tentunya ini suatu hal yang luar biasa dan _outcome_ tersendiri bagi kita, dimana budaya masyarakat sudah sedemikian tingginya. Ada kesadaran mengkonservasi dan komitmen kuat Bu Kades,” paparnya.

Kades Jembarwangi Fitriani Dewi mengaku masyarakat Jembarwangi  selama ini sudah diberikan edukasi terkait temuan fosil yang ada di Jembarwangi.

“Kita sampaikan sosialisasi, yang dari awalnya tidak tahu bahwa itu fosil. Hasil penelitian kita sampaikan kepada masyarakat. Alhamdulillah setiap ada sesi diskusi dengan masyarakat, kita selalu sampaikan edukasi itu. Bahwa fosil itu dilindungi dan tidak untuk diperjualbelikan,” ucapnya.

Show More
Back to top button