Sejarawan Adli Abdulah Sebut Film Kekaisaran Ottoman & Kerajaan Aceh Bisa Pererat Kembali Hubungan Budaya Turki dan Indonesia
BANDA ACEH, elJabar.com — Keinginan Menbud Fadli Zon untuk membuat Film Kekaisaran Ottoman & Kerajaan Aceh perlu didukung seluruh elemen bangsa.
Hal tersebut dikatakan sejarawan nasional, Dr. M. Adli Abdullah di Banda Aceh, Jumat (11/4/2025).
Menurut Adli, melalui media film ini dapat mempererat kembali hubungan budaya antara Turki dan Indonesia dan mendorong upaya bersama dalam pelestarian warisan budaya, kolaborasi seni, pertukaran akademik dan riset, pembangunan kapasitas dalam manajemen talenta budaya, sastra, dan budaya kontemporer seperti film, musik, dan budaya digital.
“Persahabatan Indonesia-Turki, memiliki sejarah persahabatan yang panjang, dimulai sejak kurun ke 16 dengan Kerajaan Aceh, meskipun hubungan diplomatik resmi dengan Indonesia baru pada 1950. Tetapi Kerajaan Aceh dan Kerajaan Turki Utsmani menjalin hubungan diplomatik dan kerja sama yang erat selama berabad-abad. Hubungan ini berlangsung dalam rangka melawan penjajah barat di Asia Tenggara,” ungkapnya.
Adli menuturkan, periode hubungan resmi antara Aceh dan Turki, sudah dimulai sejak abad ke-13 dengan Samudra Pasai, kemudian dilanjutkan oleh Kerajaan Aceh, paska Portugis menakluki Melaka tahun 1511 dan Portugis membunuh Jemaah haji Aceh pada tahun 1528 M.
Akhirnya Turki Usmani membantu Aceh melawan hegemoni Portugis di Adia Tenggara dan melakukan hubungan diplomatik resmi dengan Sultan Alauddin Riayat Syah, sultan Aceh ketiga yang berkuasa antara 1537 hingga 1568.
“Hasil kerja sama antara Kerajaan Aceh dan Kerajaan Turki Utsmani berhasil memperkuat pertahanan Aceh melawan penjajahan Portugis, Inggris dan Belanda. Turki Utsmani berhasil memperluas perdagangan rempah-rempah, khususnya lada Aceh Aceh dan Turki Utsmani,” jelasnya.
Adapun bentuk kerja sama antara Kerajaan Aceh dengan Kerajaan Turki antara lain saling mengirim duta besar Turki Utsmani, mengirimkan pasukan, peralatan, dan ahli persenjataan dan Turki Utsmani mengajari Aceh cara membuat meriam.
Sementara bukti hubungan diplomatik antara Kerajaan Aceh dengan Kerajaan Turki bisa disaksikan surat-surat diplomatik Kesultanan Aceh ke Turki Usmani tersimpan di Badan Arsip Turki, Istanbul.
Kompleks Makam Teungku di Bitay, Aceh, merupakan bukti adanya hubungan diplomatik erat antara Aceh dan Turki Usmani.
“Nama-nama Turki masih muncul di Aceh seperti Efendi, Ali Basyah, Bey dan lain –lain,” jelas Adli.
Sebelumnya, Fadli Zon menyampaikan keinginannya membuat film Kekaisaran Ottoman dan Kesultanan Aceh bersama Menbudpar Turki.
Keinginan Fadli itu disampaikannya saat bertemu Menbudpar Turki Turkiye Yang Mulia Mehmet Nuri Ersoy, kemarin, Rabu (9/4/2025), di Ankara, Turki.
“Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan bahwa Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia berkomitmen untuk mempererat hubungan sejarah dan budaya kedua negara melalui berbagai upaya seperti produksi film bersama tentang Kekaisaran Ottoman dan Kesultanan Aceh, pameran lukisan bersama, dan pembangunan rumah budaya Indonesia di Turkiye,” terang Menbud Fadli di akun X-nya.
“Selain itu, Indonesia dan Turki sebagai dua negara dengan populasi Islam yang sangat besar jumlahnya, memiliki banyak hal yang dapat dikolaborasikan, antara lain terkait Warisan Budaya Takbenda seperti iftar, kaligrafi, dan majelis, yang dapat dilakukan ekstensi dalam daftar UNESCO Intangible Cultural Heritage atau Warisan Budaya Takbenda UNESCO,” kata Fadli. (Bon)