Stok Melimpah, Sejumlah Komoditi Sayuran di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga
SUKABUMI, eljabar.com — Komoditi jenis sayuran pekan ini alami terus alami penurunan harga. Seperti, Cabai merah dari Rp24 ribu menjadi 22 ribu/kg, begitu juga dengan cabai merah lokal turunya sekitar Rp10 ribu atau dari Rp40 ribu menjadi Rp30 ribu/kg, kemudian cabai keriting merah dari Rp24 ribu menjadi Rp20 ribu/kg, cabai rawit hijau menjadi Rp24 ribu/kg, dan bawang merah jawa juga ikut turun sekitar tiga ribu rupiah.
“Hasil monitoring yang kami lakukan di Pasar Pelita dan Pasar Tipar Gede hari ini (kemarin), khusus cabai-cabai banyak yang turun harga,” ujar Kabid Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrain dan Perdagangan (Diskopdagrin) Kota Sukabumi Heri Sihombing, Rabu (12/08/2020).
Sejauh ini lanjut Heri, penurunan harga di komoditi jenis sayur-sayuran itu bisa saja permintaan tetap, namun barangnya sangat melimpah. Sehingga harga terkoreksi turun.
“Sekitar dua hari lalu cabai merah lokal berada di angka Rp52 ribu/kg, terus besoknya turun lagi di angka Rp40 ribu, dan hari ini sama turun juga menjadi Rp30 ribu/kg,” terang Heri.
Walaupun terjadi penurnan harga tapi tidak mempengaruhi terhadap Bahan Pokok Penting (Bapokting) lainya. Artinya, barang lainya masih terpantau stabil. Seperti beras, minyak goreng, telur ayam negeri, dan lainya masih normal.
“Alhamdulillah untuk bapokting lainya masih normal tidak ada yang naik ataupun turun,” tuturnya.
Sementara untuk daging ayam broiler lanjut Heri, masih dijual dikisaran Rp33 ribu/kg, walaupun harga dasaranya berada diangka Rp22 ribu/kg. Tapi, harga daging yang dijual dikisaran Rp33 ribu masih tergolong normal.
“Harga jual daging ayam broiler masih stabil, dan itu tergolong rata di kalangan penjual di pasar,” ungkapnya.
Saat ini semua stok bapokting dan barang strategis lainya cukup tersedia, serta fluktuasi harga masih dalam batas kewajaran. Begitu juga dengan penyaluran dan pendistribusian barang-barang tersebut dalam kondisi aman dan lancar.
“Saat ini semua ketersediaan bapokting dan bahan startegis lainya aman. Tapi kita tetap terus lakukan pengawasan,” pungkas Heri. (Anne)