BANDUNG, elJabar.com — Pembangunan regional merupakan strategi pemerintah nasional dalam menjalankan campur tangan pemerintah, untuk mempengaruhi jalannnya proses pembangunan di daerah-daerah, sebagai bagian dari daerah nasional supaya terjadi perkembangan kearah yang dikehendaki.
Ditinjau dari aspek kependudukan, sifat demografi Indonesia menunjukan pemerataan yang tidak seimbang. Perbedaan demografi secara regional, baik yang berkenaan dengan unsur fisik maupun unsur non fisik, tentunya memberikan dasar yang berbeda dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di kawasan masing-masing.
Landasan-landasan geografi yang perlu diperhatikan sesuai dengan kondisi regional setempat, yaitu lokasi, kondisi demografi, prasarana dan sarana, potensi sumber daya, sosial budaya setempat, kesuburan tanah, hidrologi dan topografi region masing-masing.
Lokasi region menurut Anggota Komisi 4 DPRD Jabar, Daddy Rohanady, dapat memberikan landasan bagi pembangunan setempat. Apakah daerah pelabuhan, kawasan industri, kawasan pertanian, daerah pariwisata, kota dan perkampungan pelajar dan mahasiswa, kawasan perdagangan dan atau kawasan lainnya.
“Dari faktor lokasi ini, cukup banyak alternatif yang dapat diketengahkan dalam pembangunan regional,” ujar Daddy Rohanady, kepada elJabar.com.
Selain factor tersebut diatas, landasan kependudukan yang wajib diperhatikan bagi pembangunan, juga perlu diperhatikan yang berkenaan dengan kualitas kehidupannya, tingkat pendidikan, kombinasi berdasarkan umur, penyebarannya dalam ruang, keadaan sosial budaya, dan yang lain-lainnya.
Bagi kepentingan pembangunan, jika region tersebut penduduknya sangat rengang, berarti perlu mendatangkan penduduk dari wilayah lain. Bahkan jika kesuburan tanah dan keadaan hidrologi memadai, region tersebut dapat dibangun sebagai daerah trasmigrasi.
“Bahkan tingkat pendidikan penduduk dan kebutuhan akan pendidikan, memberi landasan dalam perencanaan, pengembangan dan pembangunan pendidikan region yang bersangkutan,” jelasnya.
Selain aspek potensi sumber daya yang ada di suatu region terkait dengan kebutuhan pembangunan menurut Anggota Fraksi Gerindra DPRD Jabar ini, harus memperhatikan jenis sumber daya yang ada di kawasan tadi, yang nantinya mampu menompang pembangunan.
Prasarana dan sarana yang ada di suatu kawasan, berupa jalan, jembatan, jaringan telekomunikasi, kendaraan, pelabuhan, terminal dan lain sebagainya, memberikan landasan terhadap kelancaran dan pelaksanaan pembangunan setempat.
“Jika prasarana ini belum memadai perencanaan dan pembangunan wajib diarahkan pada pembangunan di sektor ini,” ujarnya.
Keadaan morfologi dan topografi wilayah Indonesia dari satu region ke region lainnya, tidak seragam. Hal ini memberi landasan perencanaan pengembangan dan pembangunan sektor pertaniaan, prasarana dan sarana. Dan biasanya morfologi dan topografi berpengaruh terhadap sektor pariwisata.
“Karena morfologi dan topografi juga, secara alamiah menganugrahkan keindahan alam yang dapat dimanfaatkan,” katanya.
Kemudian hidrologi setempat seperti sungai, danau rawa dan laut, secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan dan pembangunan kepariwisataan, dalam perkembangan kependudukan, ekonomi, pemukiman dan perkotaan. Dewasa ini keadaan hidrologi cukup menjadi masalah yang wajib ditangani secara terencana.
Sejumlah aspek potensial dan kondisi yang terdapat di suatu region, harus menjadi catatan dan perhatian penting dalam membuat perencanaan pembangunan regional.
“Sehingga hal tersebut memudahkan untuk pembangunan dan pengembangan kedepannya,” pungkasnya. (muis)