PROBOLINGGO, eljabar.com – Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan rutin jalan di ruas jalan UPT PJJ Probolinggo sepanjang 125 kilometer menuai kritik pedas sejumlah kalangan.
Pasalnya, program penanganan jalan dan jembatan tersebut dilakukan dengan metode pengadaan langsung, sehingga menimbulkan tudingan dan spekulasi bahwa penyedia jasa yang ditunjuk menjadi pelaksana kegiatan adalah ‘titipan’ oknum tertentu UPT PJJ Probolinggo.
Alasannya, metode pengadaan langsung dianggap memiliki potensi untuk disimpangkan, meski saat ini metode tersebut dilakukan melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).
Ketua Umum Jaringan Masyarakat Mandiri, Mohammad Isnaeni menilai, yang menjadi persoalan ketika metode pengadaan langsung non tender cenderung ada modus pecah-pecah proyek di bawah Rp 200 juta.