SUKABUMI,eljabar.com- kawasan kumuh di Kota Sukabumi mengalami pengurangan sekitar 50 persen di akhir tahun 2023 kemarin.
Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat, pengurangan itu berkat adanya kolaborasi dan optimalisasi Program Pemberdayaan rukun Warga (P2RW), dana kelurahan, serta didukung dengan bantuan- bantuan lain baik dari provinsi maupun pusat untuk dialokasikan di beberapa kawasan kumuh tersebut.
“Kita mendapatkan bantuan provinsi untuk kawasan kumuh di Keluarahan Citamiang, dan bantuan dari pusat bantuanya masih ada kaitan dengan kawasan kumuh yang ada di Cipelang, jadi secara overall nilai pengurangan kawasan kumuh selama 2023 cukup tinggi mencapai 50 hektare,”ujar Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan pada Bappeda Kota Sukabumi, Frendy Yuwono, kepada awak media. Senin, (5/2/2024).
Pada tahun 2024 ini, sambung Frendy, Kota Sukabumi mendapatkan bantuan untuk kawasan kumuh yang ada di Keluarahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong.
Untuk penaganananya, dengan mengawinkan konsep penanganan kawasan kumuh dengan penataan kawasan berbasis tematik di kawasan tersebut.
“Secara kebetulan, di Kelurahan Sukakarya ada potensi budaya wayang sukuraga yang berada di kawasan kumuh. Maka, kita kolaborasikan sekaligus untuk menata wisata budaya dalam hal budaya wayang sukuraga itu. Seperti membangun gedung pertunjukkan, jalan-jalan, dan penanda-penanda yang lebih menghidupkan suasana,”ucapnya.
Untuk poin selanjutnya, kata Frendy, mendapakan bantuan kompetitif yang dilakukan dengan konsep pemanfaatan sungai di kawasan sungai untuk sarana air bersih dan sumber energi alternatif. Lokasinya berada di Subang Jaya berupa pembangkit listrik tenaga mikro hydro.
“Nantinya, energi listrik yang dihasilkan digunakan untuk saluran air bersih. Setelah itu, digunakan sebesar-besarnya untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Bantuan kompetitif itu adalah konsep baru dari provinsi,”pungkasnya.(anne)