Sumedang,eljabar.com — Program kerja sama ‘Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa’ diharapkan mencetak sejarah dalam mewujudkan Zero New Stunting (Tiada Stunting Baru) Tahun 2024 di Kabupaten Sumedang.
Hal tersebut diungkapkan PJ Bupati Sumedang Herman Suryatman ketika memberi pembekalan terkait Program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa 2023 secara virtual, Kamis (21/09).
“Program ini diharapkan bisa mencetak sejarah dan membawa perubahan yang bermanfaat bagi Sumedang sehingga kegiatan gotong royong ini bisa terlaksana dengan sukses,” ujarnya
Dijelaskan Herman, kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi dalam pembangunan di Kabupaten Sumedang.
“Pihak perguruan tinggi membantu mengatasi permasalahan di desa melalui upaya peningkatan kesadaran atau sikap, wawasan, pengetahuan dan keterampilan dengan menerapkan konsep pembinaan dan pemberdayaan masyarakat melalui inovasi,” jelasnya.
Dikatakan olehnya, ada kurang lebih 48 perguruan tinggi yang mengikuti Program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa 2023 dengan menggerakkan para mahasiswanya.
“Para mahasiswa harus menguasai platform digital dan mengisi absensi serta LKH atau Laporan Kinerja Harian. Mereka menjadi mentor yang memberikan wawasan digital dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting,” imbuh Pj Bupati Herman.
Dijelaskan Pj Bupati Herman, mahasiswa juga ditugasi mengedukasi ibu-ibu hamil dalam menjaga kesehatan diri dan jabang bayinya melalui penggunaan aplikasi Sinurmi dalam gelang pintar (_smart watch_).
“Kami juga sudah menyiapkan 1000 _smart watch_ dengan aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Remaja Putri dan Ibu Hamil (Sinurmi) yang bisa mengidentifikasi kesehatan ibu hamil. Tugas mahasiswa adalah mengawal agar tidak ada lagi stunting yang baru,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga bersinergi dengan Icon Plus untuk memprioritaskan 26 desa lokasi program sudah terkoneksi internet sehingga membantu Posyandu untuk bisa memanfaatkan platform digital.
“Kami telah mempersiapkan APBD untuk pelaksanaan kegiatan ini di tiap desa.
Kita akan alokasikan 20 juta per desa. Pemda juga telah berkolaborasi dengan Telkomsel untuk men-_support_ mini commad center di tiap desa,” ucapnya.
Dijelaskan Herman, ada tiga indikator yang harus dilaksanakan dalam Program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa 2023.
“Indikator pertama adalah zero new stunting target 100 persen. Kedua meningkatnya literasi di masyarakat miskin 50 persen. Ketiga meningkatnya daya tarik dan daya saing desa dengan target minimal 1 _one village one product_,” jelasnya.
Dijelaskan Herman, ada dua jurus dalam menangani permasalahan stunting di Sumedang yaitu sebelum kelahiran dengan sasaran remaja putri dan ibu hamil dipastikan tidak anemia.
“Untuk ibu hamil berikan tablet pemambah darah serta memeriksakan diri ke layanan kesehatan sebanyak 6 kali serta berikan pula protein hewani seperti ikan, telur daging dan susu,” imbuhnya.
Sedangkan jurus yang kedua pasca kelahiran, Herman menyebutkan, bayi usia 0-6 bulan harus diberikan asi ekslusif dan untuk bayi 7-24 bulan harus diberikan asi lanjutan dan MP-ASI dengan memberikan protein hewani.
Terakhir Herman berharap program tersebut dapat mencetak sejarah dan membawa perubahan bermanfaat bagi Sumedang sehingga Desember 2023 terlihat hasilnya.