Pekan Kedua, Asep Kurnia Blusukan Angkut Sampah di Pangsor Timur

SUMEDANG, eljabar.co,– Anggota DPRD Sumedang dari Partai Golkar, Asep Kurnia SH., MH., tak main-main dengan kenyamanan di daerah pilihnya. Usai menerima laporan dari warga terkait sampah yang sudah lama menggunung, ia terus bergerak.
Terbaru, Asep Kurnia turun langsung melakukan pengangkutan sampah pekan kedua di Dusun Pangsor Timur, RT 01 dan 02, RW 01 Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Sumedang.
Berkat itu, warga setempat mengaku lega karena tak lagi khawatir terdampak penyakit akibat tumpukan sama.
“Guna menindaklanjuti aspirasi warga Cihanjuang yang masuk ke Partai Golkar terutama kaitan dengan adanya penumpukan sampah, hari ini saya bersama warga kembali mengangkut sampah tersebut,” jelas Akur, sapaan karibnya, Minggu (5/6/2022).
Akur mengungkapkan, tumpukan sampah ini sebelumnya belum diatasi sejak bertahun-tahun. Jika dilihat secara kasat mata, menurutnya sampah tersebut sudah over load alias menggunung.
“Setelah diangkut, kini lingkungan sudah agak baik. Namun demikian sampah ini harus (diangkut) berkali kali. Selain akses yang jauh ke jalan raya juga masuk gang sempit,” katanya.
Akur juga berharap kepada masyarakat agar rajin menjaga lingkungan dan tidak membuah sampah sembarangan.
Ia juga mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan lingkungan, terutama kaitan sampah yang berhubungan langsung dengan kesehatan masyarakat.
“Kami mendorong dinas lingkungan hidup lebih proaktif lagi dalam mengangkut sampah. Ini pun pengangkut sampah dilakukan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumedang. Sedangkan Partai Golkar membantu untuk biaya pengangkutannya,” tandasnya.
Secara terpisah, Kepala Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Yuyus Yusuf mengatakan, pihak desa sebenarnya sudah mengantisipasi terjadinya penumpukan sampah itu. Namun, karena adanya pihak yang tak bertanggung jawab akhirnya sampah menggunung lagi dan dibiarkan menahun.
“Masalah sampah itu seperti jamur. Jika tumbuh satu maka akan membanyak. Pihak desa juga sudah mengupayakan pembersihan sampah terutama sampah yang bermuara ke kali Cimande. Karena Sungai Cimande rawan banjir akibat pendangkalan dan penyempitan oleh sampah,” paparnya.
Jika pun dibuat tempat pembuangan sampah (TPS), ia mengaku khawatir tidak terurus. Biaya sudah besar namun tidak ada kelanjutannya.
“Pernah juga kita sediakan dumtruk di depan pinggir jalan raya, namun tidak mungkin karena jalur cepat jadi khawatir membuat macet dan menimbulkan bau,” jelasnya.
Ia menyebut, penanganan sampah harus dikelola oleh karang taruna, kemudian diangkut seminggu sekali oleh armada sampah. Sehingga tidak terjadi penumpukan sampah di TPS sementara.
“Setelah dibersihkan tempat itu akan dipasang papan spanduk larangan membuang sampah dan ditanami tanaman toga. Atau jadi ruang terbuka hijau dan taman bermain anak. Karena kami juga khawatir jika dibiarkan lama menggunung jadi sampah akan terbawa ke kali Cimande,” tandasnya. (Abas)







