Politik

Merawat Kebudayaan Jawa Barat

ADIKARYA PARLEMEN

BANDUNG, elJabar.com – Bagi masyarakat Sunda, filosofi Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh bukan sesuatu hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari, bahkan bukan hanya sebatas selogan belaka.

Tapi merupakan sebuah filosofi masyarakat Jawa Barat khususnya orang Sunda, yang mengajarkan manusia untuk saling mengasuh dengan landasan saling mengasihi dan saling

“Inilah suatu konsep kehidupan bermasyarakat yang berakar pada kesadaran dan keluhuran akal budi, yang memiliki nilai filosopis sangat dalam,” ujar Anggota Fraksi Gerindra DPRD Jabar, H. Cecep Gogom, kepada elJabar.com.

Berbeda dengan peradaban masyarakat lain di Nusantara, peradaban masyarakat Jawa Barat yang berpenduduk asli dan berbahasa Sunda sangat dipengaruhi oleh alam yang subur dan alami.

“Itu sebabnya dalam interaksi sosial, masyarakat Sunda menganut falsafah seperti di kemukakan tadi. Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh,” imbuhnya.

Selain akrab dengan alam lingkungan dan sesama manusia, manusia Sunda juga dekat dengan Tuhan yang menciptakan mereka dan menciptakan alam semesta tempat mereka berkehidupan.

Keakraban masyarakat Sunda dengan lingkungan tampak dari bagaimana masyarakat Jawa Barat, khususnya di pedesaan, memelihara kelestarian lingkungan. Di Provinsi Jawa Barat ini, banyak muncul anggota masyarakat yang atas inisiatif sendiri memelihara lingkungan alam mereka.

“Keakraban masyarakat Jawa Barat dengan Tuhan, menyebabkan masyarakat Sunda relatif dikenal sebagai masyarakat yang agamis, relijius, yang memegang teguh nilai-nilai ajaran agama yang di anut,” jelas H. Cecep Gogom, yang juga merupakan Anggota Komisi 5 DPRD Jabar.

Namun demikian, dalam proses kehidupan sehari-hari, masyarakat Sunda di Jawa Barat relatif terbuka saat berinteraksi dengan nilai-nilai baru yang cenderung sekuler dalam suatu proses interaksi dinamis dan harmonis.

Budaya Jawa Barat didominasi Sunda, karena memang awalnya merupakan tempat awal mula masyarakat Sunda berada.

“Adat tradisionalnya yang penuh khasanah Bumi Pasundan, menjadi cermin kebudayaan di Jawa Barat. Sehingga budaya luhur Sunda, perlu dirawat dalam upaya mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,” paparnya.

Dalam Perda Kebudayaan Jawa Barat  mencantumkan pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara daerah, kesenian, kepurbakalaan dan sejarahnya, nilai-nilai tradisional dan juga museum sebagai bagian dari pengelolaan kebudayaan.

Pariwisata berbasis kebudayaan yang menampilkan seni budaya Jawa Barat, siap ditampilkan dan bernilai ekonomi.

“Salah satu upaya dalam melestarikan budaya Jawa Barat, pemerintah daerah sudah menetapkan 12 desa budaya, yakni desa khas yang di tata untuk kepentingan melestarikan budaya dalam bentuk adat atau rumah adat,” pungkasnya.  (muis)

Show More
Back to top button