Nasional

Organisasi Wanita Independen di Sumenep Gelar Maulid Nabi dan Pengajian Akbar

SUMENEP, eljabar.com – Organisasi Wanita Independen di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, gelar perayaan maulid nabi Muhammad SAW, dan pengajian akbar mengangkat tema ‘Meneladani Sosok Siti Khadijah RA’.

Acara tersebut berlangsung hikmat di Masjid Nur Muhammad, Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep, pada pada Selasa, 23 November 2021 sekitar pukul 19.00 WIB malam.

Acara ini juga diinovasikan dengan bentuk motivasi untuk para kaum wanita.

Adapun yang menjadi motivator dalam acara motivasi tersebut di isi oleh Hj. Nur Putria Kadarsih, yang sekaligus Owner Ayam Brewok Sumenep dan penceramah kondang Nyai Mila. Kemudian pembawa ayat suci Alquran di isi oleh Ustad Supriadi.

Selain itu, acara itu juga dikemas dengan santunan pada sekitar 150 orang anak yatim dan piatu. undangan khusus sebanyak 50 orang, dan undangan luar sebanyak 30 orang.

Ketua Panitia Pengajian Akbar tersebut, Euis Rachman menjelaskan jika konsep acara tersebut dikemas dengan muballighah dan juga motivator.

Agar bisa mendapatkan keduanya, secara tekstual kita dapat, dan teknisnya kita datangkan motivator. Saya mengajak semua kaum wanita dari berbagai organisasi wanita tujuannya hanya satu, yakni menjadi panutan dan mencontoh Khadijah di masa modern. Walaupun kita berkiprah dan berkarir, tetapi tidak melangkahi kodrat suami,” ungkapnya pada awak media.

Sedangkan menurutnya alasan kenapa mengundang penceramah kondang, Nyai Mila, dan motivator, Hj. Nur Putria Kadarsih, tujuannya adalah untuk menguatkan jiwa para kaum perempuan bersuami agar tetap menjaga kodratnya.

Kita melihat kualitas beliau, kemudian keilmuan dan dari berbagai macam sisi. Terus kenapa kita menggunakan motivator Ibu Ria, karena kita melihat beliau adalah wanita karir, tapi kiprah di dalam rumah tangganya tetap di bawah suami, menghormati suami,” tambahnya. Pihaknya berharap, semoga acara tersebut membawa manfaat yang luar biasa untuk menggugah para kaum wanita.

“Sehebat-hebatnya wanita harus patuh pada suami,” tegasnya.

Di samping itu, Hj. Nur Putria Kadarsih, sebagai motivator pada kesempatan itu menjelaskan, jika dirinya diundang oleh panitia untuk memberikan motivasi pada para kaum wanita supaya wanita bersemangat untuk berkarir.

“Saya hanya ingin berbagi pengalaman bersama kaum perempuan, dimana menjadi sosok wanita yang dapat berkiprah seperti Siti Khadijah,” ucapnya.

Menurutnya jika seorang perempuan atau seorang istri tidak harus selalu bergantung pada suami, bukan dalam artian melangkahi, akan tetapi perempuan juga harus berusaha menjadi pahlawan bagi keluarganya.

Sebab, lanjut dia, wanita haru harus kuat, berdaya dan tidak lemah. Sehingga bisa bermanfaat bagi diri, suami dan anak-anaknya serta lingkungan sekitar. Maka dari perempuan harus mampu mengaplikasikan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

“Banyak perempuan berilmu tapi tidak tahu cara mengaplikasikannya bagaimana. Peran saya sebagai motivator mungkin disini,” ucapnya.

Pihaknya menegaskan bahwa, mejadi seorang istri tidak hanya pintar memasak, karena hal tersebut adalah pola lama. Seorang perempuan harus juga berkarya dan berkiprah. Namun dalam tanda kutip tidak untuk menyaingi seorang suami, akan tetapi menurutnya untuk ikut menjadi perang penting bagi keluarga.

“Ada pepatah yang mengatakan, dibalik kesuksesan seorang suami ada wanita hebat dibelakangnya. Itu juga menjadi prinsip saya,” jelas Ibu Ria.

Pihaknya menilai dengan kondisi saat ini, banyak kaum wanita menikah dini, maka dari itu dirinya berpesan ‘boleh nikah muda tapi tetap berkarir’ dan tetap taat pada suaminya.

“Saya banyak melihat, seorang wanita yang banyak melakukan bukan karena keinginannya, contoh dijodohkan oleh orang tuanya. Jadi mereka menikah tidak dilandasi ilmu.

Jadi menikah, ya menikah saja, menjalin kehidupan. Kadang kala suami pun melihat istri tanpa ilmu dia menganggap biasa-biasa saja,” urainya.

Menurut ibu ria di zaman Rasulullah wanita dimuliakan. Pihaknya ingin menggerakkan hati seorang wanita untuk selalu menarik dan memperhatikan seorang suami. Alasannya, saat ada wanita yang hebat maka wanita tersebut bercahaya.

“Wanita itu bercahaya bagi keluarganya. Tidak ada yang namanya nasib buruk, mereka hanya memiliki ketidaktahuan. Saya ingin mengubah pola itu, bagaimana menjadi seorang wanita yang ajaib bagi dirinya, keluarga dan masyarakat. Sehingga wanita semua berkilau seperti berlian,” tutupnya. (ury)

Show More
Back to top button