BANDUNG, eljabar.com — Pemerintah Kota Bandung berupaya menstabilkan harga beras agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhannya dengan terjangkau.
Menurut Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, berbagai upaya yang akan dilakukan di antaranya, komoditas beras dilakukan pengecekan ketersediaan beras Bulog ke Gudang Bulog.
“Memastikan cadangan pangan pemerintah daerah, mendorong Bulog untuk melakukan distribusi beras SPHP melalui ritel dan toko modern, melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM),” ujar Bambang.
Terjadi penurunan yaitu beras medium, beras premium, cabe rawit merah, cebe merah tanjung.
Saat ini, harag eras medium turun dari Rp15.500 menjadi Rp15.000, di atas HET sebesar 37,6 persen.
“Hal itu disebabkan masih musim tanam, sehingga produksi beras cenderung lebih rendah,” ujar Bambang pada High Level Meeting menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri, di Hotel Amarossa, Rabu 6 Maret 2024.
“Sementara beras premium turun dari Rp17.250 menjadi Rp17.000 dari HET sebesar 22,3 persen,” imbuhnya.
Bambang mengubgkapkan, meski harga beras masih belum stabil, pencapaian inflasi Kota Bandung bulan Februari 2024 sebesar 1,95 persen (YoY). Inflasi Kota Bandung ini yang terendah di antara sepuluh kabupaten dan kota se – Jawa barat, yang menjadi sampel perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS).
“Adapun andil inflasi bulan Februari yaitu beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam, minyak goreng hingga kentang. Kalau turut andil deflasi cabai rawit dan bawang merah,” bebernya.
Bambang menuturkan, terdapat 8 rekomendasi saat rapat koordinasi HKBN 2024. Salah satunya ketersediaan 12 pangan pokok menjelang bulan ramadan dan Idulfitri mencukupi.
“Sekarang kita siapkan antisipasinya. Harus jaga stabilitas keamanan selama bulan puasa dan Hari Raya Idulfitri,” tuturnya.
Adapun perkembangan harga Kepokmas bulan Maret 2024. Pada minggu pertama bulan Maret yang naik yaitu daging ayam ras, telur ayam ras.
Di tempat yang sama, Kepala Bagian Perekonomian Kota Bandung, Tubagus Agus Mulyadi mengungkapkan, inflasi Kota Bandung untuk bulan Februari 2024, berada pada posisi paling rendah dibandingkan dengan 10 kota sampel perhitungan inflasi oleh BPS yaitu sebesar 1,95 persen (YoY).
Andil inflasi di Kota Bandung seperti beras sebesar 0,25 persen, cabari merah (0,07 persen) dan nasi dengan lauk (0,05 persen), telur ayam ras 0,05 persen, emas perhiasan (0,02 persen), kentang (0,01 persen) dan daging ayam ras (0,01 persen).
Kendati demikian, beras menjadi penyumbang inflasi terbesar. Hal ini dikarenakan mundurnya masa tanam akibat perubahan cuaca El Nino sehingga pasokan beras berkurang dipasaran berdampak pada kenaikan harga beras secara nasional.
“Namun secara umum komoditas pangan Kota Bandung relatif masih stabil walaupun menjelang HKBN terjadi kenaikan beberapa komoditas tertentu,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, untuk meredam kenaikan harga beras di tingkat konsumen Pemkot Bandung bekerja ama dengan Bulog dan stakeholder telah dan akan melakukan operasi pasar murah beras medium sebanyak 30 kali yang tersebar di kecamatan di Kota Bandung dan juga gerakan pangan murah sabanyak 39 kali.
“Mudah – mudahan dengan ada kegiatan itu dapat mengurangi beban pengeluaran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan,” katanya. *red