Begini Cara Kodim Sumedang Melawan ”Proxy War”
SUMEDANG, eljabar.com – Sebagai upaya untuk melawan Proxy War yang dapat meruntuhkan ketahanan NKRI, Kodim 0610/Sumedang bersama Disbudparpora Kab Sumedang menggelar kegiatan sosialisasi kebangsaan empat pilar, di Gedung Islamic Centre, Jl. Kutamya, Kec. Sumedang Selatan, Kab Sumedang. Rabu (28/03/2018)
Pantauan kami di lokasi, sosialisasi kebangsaan empat pilar tersebut dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari anggota Karang Taruna, Ormas, Pelajar, Dan Mahasiswa se – kabupaten Sumedang.
Sementara, Komandan Distrik Militer 0610/Sumedang, Letkol Arm I Made Mertha Yasa, mengatakan empat pilar ini mempunyai peran yang sangat sentral dan menentukan dalam ketahanan bangsa, karena apabila pilar ini tidak kokoh akan mengakibatkan robohnya bangunan yang disangganya, “ tutur Dandim“ landasan sebagai dasar hukum yang meliputi Pancasila sebagai ‘landasan idil, UUD 1945, guna menyatukan kebhinekaan dan keutuhan NKRI, kendati demikian, apabila nilai – nilai Pancasila sudah tidak diterapkan maka akan mengakibatkan sikap nasionalisme baik perorangan ataupun kelompok akan luntur. Dalam Sistem Pertahanan Semesta (TNI/POLRI) sebagai komponen utama selalu siap dioperasionalkan dengan segala kekuatan dan kemampuan yang dimikili kapan saja.

Walaupun TNI/POLRI sebagai komponen utama dalam sishanta, Menurut Made, tidak akan berhasil maksimal tanpa adanya bantuan dari komponen cadangan, dan komponen pendukung (seluruh komponen masyarakat yang diantaranya pemuda, ormas, pelajar, mahasiswa dan lainnya, ” sebutnya
Dandim menambahkan, bangsa Indonesia ini sangat subur karena ada di garis ekuator, sehingga banyak dimanfaatkan pihak ketiga yang mau menghancurkannya, dengan menggunakan perantara pihak ketiga dengan sering disebut “proxy war” yang bertujuan menghancurkan moral generasi muda, dengan berbagai cara seperti merusaknya dengan Narkoba, Teroris, film2 porno, dan berita Hoax’s, kendati demikian, lanjut Made, dari pihak aparat negara melalui 3 (tiga) pilar yang ada di Kab.Sumedang mengadakan kerjasama dalam kegiatan mengantisipasi hal-hal yang dapat merugikan umum seperti menggelar Patroli gabungan, Siskamling dengan masyarakat binaan, shalat shubuh dimesjid – mesjid desa binaan, silaturahmi ke pesantren-pesantren dan rumah ibadat guna mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama serta sama-sama menjaga adanya isu para ulama dari serangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab,“ imbuhnya (*)