Bernhard E. Eondonuwu Serukan Bersama Membangun Kabupaten Maybrat
MAYBRAT, eljabar.com,– Pj. Bupati Maybrat, Bernhard E. Rondonuwu didampingi Asisten II, Sekretaris Dewan DPRD Kabupaten Maybrat, Kadis Pariwisata, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan, Perwakilan Deptartemen Agama melakukan ibadah di gereja Khatolik, Paroki St. Yoseph di Ayawasi, Minggu (9/10/2022).
Sejarah singkat, menurut catatan buku petunjuk gereja tahu 2001, Paroki St. Yoseph Ayawasi, selanjutnya disebut Paroki mulai berdiri tahun 1956 dengan jumlah umat 5.009.
Sebelum berdiri sendiri, Paroki ini bergabung dengan Paroki St. Agustinus Manokwari. Namun sejarah Paroki sebenarnya sudah dimulai sejak tanggal 4 April 1953 ketika untuk pertama kalinya Pater Jorna, OFM mempermandikan 56 orang di Tabamsare (daerah Karon) dengan wali baptisnya guru Jamlean (asal Kei-Maluku Tenggara).
Di Tabamsarelah, mulai cikal-bakal berkembangnya Warta Gembira di Ayawasi mulai dari pegunungan Tambraw merambah sampai wilayah Maybrat (Mare, Aifat dan Aifat Timur) selama 5 tahun pertama (tahun 1953-1957) wilayah ini dilayani oleh para pastor dari Ordo Fransiskan.
Misionaris OSA yang untuk pertama kalinya masuk wilayah Paroki ini Pater Kees van Beurden, OSA. Pater Beurden untuk pertama kalinya mempermandikan umat di wilayah ini pada tanggal 24 Desember 1957. Dan untuk selanjutnya pewartaan Injil di wilayah ini dilimpahkan kepada para pastor dari Ordo Agustinus.
Pada kesempatan ini, Bernhard memberikan sambutan dan menyampaikan beberapa poin.
“Di era sekarang perbedaan itu adalah hakiki. Tapi seorang kristen tidak bisa tonjolkan perbedaan, tunjukan kesamaan agar kita semua sama-sama saling menguatkan,” katanya.
Ia menyerukan untuk membangun Kabupaten Maybrat semua bersama-sama. Pengalaman panjang karir Pj. Bupati Maybrat akan diimplementasikan pada roda pemerintahan di Kabupaten Maybrat.
“Pemerintah akan selalu di tengah-tengah jemaat. Program kita, membangun ibu kota Kabupaten Maybrat di Kumurkek, membangun dan menjalankan roda pemerintah, pembangunan dan Kemasyarakatan Aifat Timur raya. Membangun Distrik Mare Raya untuk pemerataan,” ungkapnya.
Berhrad juga menginginkan adanya pembenahan dari sisi pendidikan dan kesehatan. Era Birokrasi pemerintah kedepan akan menggunakan sistem. Era perkembangan sekarang, kata Bernhard, yakni milenial harus menyesuaikan perkembangan zaman.
“Saat ini PNS bukan lagi keinginan yang nomor satu. Saat ini yang menjadi keinginan kaum milenial adalah nomer satu Youtuber, start up, dan desain grafis. Maka persiapkan anak-anak kita agar bisa menembus perkembangan zaman saat ini agar bisa bersaing daerah-daerah lain,” tuturnya.
Selain itu, ia mengingatkan agar tidak mudah percaya atas berita-berita hoax yang berkembang. Kemudian untuk pendataan Non ASN, Pj. Bupati mengingatkan bahwa pendataan tersebut baru langkah awal pemerintah untuk mengetahui jumlah non ASN, yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan penyesuaian Pj. Bupati.
“Mari kita ciptakan Anu Beta Tubat,” pungkasnya. (Abas)