Nasional

Bidang Perikanan Tangkap DKP Jatim Genjot Diversifikasi Usaha Nelayan dan Inovasi Perizinan

SURABAYA, eljabar.com — Setelah menduduki posisi puncak sebagai provinsi penghasil produksi perikanan tangkap tertinggi di Indonesia, inovasi Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, terus bergeliat.

Salah satu inovasi yang berhasil dikembangkan, yaitu aplikasi Sistem Integrasi Perizinan Perikanan Tangkap (SIRIP) dan diterapkan dalam Perizinan Berusaha pada Bidang Perikanan Tangkap di Jawa Timur.

“Ini untuk memberikan kemudahan perizinan kepada pelaku usaha tanpa harus datang ke instansi terkait,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur (DKP Jatim), Muhammad Isa Anshori, dikutip dari akun medsos resmi DKP Jatim. Minggu (30/06/2024)

Selain berhasil menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi tertinggi dengan hasil produksi perikanan tangkap yang mencapai 590.685,80 ton, pencapaian ini juga menyumbang PNBP sebesar Rp 1,26 triliun.

“Kalau komoditas unggulan perikanan tangkap Jawa Timur ada dua, yakni tongkol dan lemuru,” tuturnya.

Untuk tongkol hasil produksi tangkapan mencapai 65.532,3 ton dan lemuru sebanyak 79.952,3 ton. Data Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Hasil Perikanan (BKIPMHP), Jawa Timur mencatatkan nilai ekspor tertinggi senilai USD 2,602 juta.

Atas capaian tersebut kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur mendapat apresiasi dari berbagai kalangan karena dinilai mampu menjaga sektor kelautan dan perikanan di Jawa Timur.

Bidang Perikanan Tangkap DKP Provinsi Jawa Timur juga mengembangkan diversifikasi usaha nelayan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga nelayan, imbas perubahan iklim, penurunan produktivitas penangkapan, inflasi dan stabilitas harga komoditas yang tidak menentu.

Diversifikasi usaha itu dilakukan melalui kegiatan Pengembangan Potensi Mata Pencaharian Alternatif Bagi Keluarga Nelayan yang digelar Bidang Perikanan Tangkap DKP Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Situbondo.

“Kami tetap melakukan pendampingan dan pembinaan kepada keluarga nelayan agar tetap bisa survive dan mandiri,” kata Isa.

Isa memaparkan, sasaran dari kegiatan ini adalah keluarga nelayan, baik nelayan itu sendiri, istri maupun anak-anak nelayan sehingga mampu memulai usaha sampingan selain penangkapan ikan.

“Tema usaha yang diberikan juga berasal dari minat keluarga nelayan dan potensi daerah setempat,” terang Isa.

Kegiatan yang berlangsung di Kota Situbondo tersebut para nelayan dan keluarga nelayan dilatih untuk dapat membudidayakan rumput laut Glacilaria sp. Beberapa pembudidaya yang sudah berhasil membangun usahanya hingga dapat memasarkan produknya ke seluruh Indonesia, ikut diturunkan pada kegiatan tersebut. Rabu (19/06/2024).

Diharapkan kegiatan tersebut akan membantu nelayan dalam meningkatkan taraf perekonomian dari sumber pendapatan tambahan pada masa paceklik. (Andi Setiawab/Irwan YL)

Show More
Back to top button